Darah Segar Mengalir Di Jawa Tengah

Oleh: Gus Zuhron *

(Foto: Gedung PWM Jateng)

Kabarpatigo.com - MAGELANG - Itilah “darah segar” yang disampaikan Prof. Din Samsudin jelang pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah ke 48 di Solo perlu mendapatkan tempat dalam semangat gelombang perubahan di berbagai tingkatan.

Regenerasi menjadi satu ide besar yang perlu menjadi menu utama dalam semangat melanjutkan perjuangan persyarikatan.

Darah segar dimaknai dalam dua konteks. Pertama tampilnya orang-orang baru (sukur-sukur ada anak muda yang ikut tampil dalam kancah itu) yang memimpin Muhammadiyah Jawa Tengah.

Baca Juga: Memiliki Bibit Potensial, Pencak Silat Tapak Suci Pati Siap Bersaing

Kedua perlunya menyuguhkan ide-ide baru, segar dan progresif dalam mengelola persyarikatan Muhammadiyah. 

Muktamar di Solo sukses dari sisi pelaksanaan namun sebagian menganggap terpilihnya Pimpinan 13 menunjukkan proses regenerasi kurang berjalan dengan baik.

Dominasi tokoh-tokoh lama belum dapat tergantikan. Karena secara psikologis tampaknya para muktamirin masih menjatuhkan pilihannya pada tokoh-tokoh senior yang masih bersedia.

Hal ini mestinya tidak boleh terulang di Jawa Tengah. Kesadaran pewarisan nilai dan lahirnya orang-orang baru untuk berjibaku memimpin persyarikatan di Jawa Tengah mesti dikedepankan.

Namun hal tersebut akan sulit  terwujud manakala tidak ada langkah-langkah kongkrit yang dilakukan.

Setidaknya ada empat langkah setrategis dalam Muswil yang akan datang agar proses regenerasi dapat diwujudkan.

Pertama, perlunya kesadaran bersama bahwa keberlangsungan Muhammadiyah hanya akan dapat dicapai manakala generasi penerus diberikan ruang dan tempat untuk berkiprah dalam sektor-sektor strategis kepemimpinan.

Kesadaran ini menjadi penting mengingat eksistensi Muhammadiyah harus dijaga dalam waktu yang panjang.

Kedua, dibutuhkan pikiran-pikiran baru dalam menjalankan roda organisasi. Meminjam istilah Pak Amien Abdullah perlu fresh Ijtihad baik dalam bidang pemikiran keagamaan maupun dalam pengelolaan organisasi.

Ketiga, perlunya kesadaran dari para sesepuh untuk berhenti dan menyediakan karpet merah untuk para kader muda.

Keempat, perlunya menyiapkan figur-figur pengganti yang kompeten, militan, ideologis dan punya segudang pengalaman untuk mewujudkan Jawa Tengah yang berkemajuan dan mencerahkan

Regenerasi dalam hal ini bukan berarti semua figur yang hari ini berada dalam tampuk kepemimpinan digantikan semua, namun ada persentase yang cukup proporsional agar squad tim yang akan datang lebih tampil progresif, modern, maksimal dan "out of the box".

Beberapa nama berikut dinilai cukup ideal dan mampu menjadikan Muhammadiyah Jawa Tengah akan semakin bersinar.

1. Dr. Tafsir, M.Ag, sosok Kyai dengan paham keagamaan yang mendalam dan radius pergaulan yang begitu luas. Pak Tafsir masing sangat relevan berada dalam jajaran kepemimpinan Muhammadiyah Jawa Tengah.

2. Ust. Jumari yang juga sering disebut dengan UJANG (Ustadz Jumari Al Ngluwari). Ceramahnya yang luwes dan memasyarakat sangat cocok dengan kultur Muhammadiyah Jawa

3. Prof. Dr. Zakiyudin Baydhowi, beliau adalah Rektor UIN Salatiga dan pemikir Islam yang sangat progresif. Jejaring nasional dan internasionalnya cukup bisa diandalkan untuk lebih melambungkan Muhammadiyah Jawa Tengah.

4. Drs. Sugiyono, M.Si, mantan ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah yang sekarang memegang amanah sebagai Ketua MPK Jateng ini adalah sosok organisatoris dan ideologis. Sepak terjangnya dalam persyarikatan tidak perlu diragukan.

5. Dr. Ibnu Hasan, Mantan Dekan FAI UMP dan sekarang masih memimpin Muhammadiyah Banyumas adalah figur lanjutan yang tidak kalah penting untuk disejajarkan dengan yang lain. Keilmuan agamanya cukup mumpuni dan disegani.

6. Prof. Dr. Masruki, M.Pd. Kesuksesan beliau memimpin Unimus menunjukkan bahwa tokoh yang satu ini punya kualitas leadership yang kuat.

7. Dr. Hasan As’ari Ulama’I. beliau adalah pakar studi hadits. Di kalangan Muhammadiyah tidak banyak yang mendalami studi hadits. Maka sosok figur semacam ini dibutuhkan.

8. Dr. H. Muh Samsuri, M.Si, beliau adalah Rektor kampus baru UMUKA, akademisi tulen dan figur Muhammadiyah yang cukup disegani di Karanganyar adalah menjadi sosok yang perlu meramaikan kepemimpinan di Jawa Tengah.

9. Ust. Abduh Hisyam, sosok yang lincah, energik dan ahli sejarah Islam menjadi menarik untuk disejajarkan dengan tokoh yang lain.

10. Hafidz Sirojudin, MM, politisi yang Muhammadiyah banget. Pikirannya yang sering melompat dari pakem ini bagi sebagian warga persyarikatan harus mengerenyitkan dahi untuk memhaminya. Namun sosok semacam ini dibutuhkan untuk memecah kebuntuan dan menyuguhkan pikiran alternatif.

11. Hammam Sanadi, P.hD. Figur muda yang punya banyak talenta dengan radius pergaulan cukup luas. Mantan ketua DPD IMM Jawa Tengah ini punya jam terbang dalam dan luar negri. Negeri Sahru Khan menjadi salah satu yang beliau jajahi sampai ke ujung-ujungnya.

12. Dr. Teguh Hadi Prayitno, M.Hum., M.M., M.H, kepakaran di bidang media menjadikan beliau mempunyai perspektif yang berbeda dalam melihat dan mengembangakan Muhammadiyah. Dan saat ini Muhammadiyah sangat butuh figur yang piawai dalam bidang itu.

13. Dr. Rozihan, ahli fiqih yang mumpuni. Jam terbangnya dalam persyarikatan tidak perlu dipertanyakan.

Saya yakin banyak figur lain yang hebat dan kompeten, namun karena keterbatasan pengetahuan penulis pada figur-figur tersebut sehingga tidak memungkinkan dituliskan dalam narasi singkat ini.

Nama-nama 13 di atas adalah kombinasi figur lama dan figur baru yang mewakili kapasitas keilmuan masing-masing.

Jika cocok mari kita pilih, jika tidak silahkan suguhkan figur lain yang mampu memimpin Jawa Tengah lebih baik. (red)

*Sekretaris MPK Jateng

(Foto: Siswa Sehat ala SMP Muhammadiyah 1 Pati)

Komentar