Diplomasi Gudeg Dan Gado-Gado Di Pasifik

(Foto : Dubes Selandia Baru Tantowi Yahya Menjamu Tamu Undangan)

Banyak cara yang kami lakukan dalam menunjang Diplomasi di Pasifik. Disamping pendekatan Budaya dan Ekonomi, Kuliner menjadi pilihan bagus dalam menjadikan para pemangku kepentingan disini sahabat Indonesia.

Beberapa kali kami mengundang teman-teman Iwi (sebutan untuk orang Maori) dan Pasifika (sebutan untuk mereka yang berdarah Pasifik) ke Wisma Duta untuk makan siang atau makan malam. Menu yang kami sajikan adalah aneka makanan Indonesia yang sesuai dengan lidah mereka. Kita bersyukur Indonesia punya banyak pilihan yang cocok dengan cita rasa masyarakat dunia yang beragam.

Makanan itu ibarat lagu. Tidak semua lagu meski kita suka dan bangga, cocok dengan audiens yang kita hadapi. Sama persis dengan makanan. Disinilah kejelian kita diuji jika ingin jamuan yang kita adakan sukses dalam pengertian mereka puas, dan kita berhasil mempromosikan kuliner Indonesia.

Beberapa hari lalu kami mengundang beberapa teman Iwi dan Pasifika yang kebenaran punya posisi penting dan strategis di pemerintah, parlemen, kampus dan dunia usaha.

Menyesuaikan lidah mereka yang terbiasa dengan makanan segar yang didominasi oleh sayur mayur, kaya serat, bercitarasa manis, tidak pedas dan berbumbu tebal, kami menyajikan Gado2 sebagai selada, Gudeg Jogja sebagai makanan utama dan Bubur Kacang Hijau Ketan Hitam sebagai penutup. Cita rasa Pasifik ini diperkaya dengan kehadiran NZ Pinot Noire dan Souvignon Blanc serta Kopi Arabika dari Jawa Barat.

Alhamdulillah Aupito William Sio, (Menteri Urusan Pasifik), Anahila Kanongata'a Suisuiki (Anggota Parlemen dari Partai Buruh), Associate Professor Hon Dame Winnie Laban (Wakil Rektor Victoria University) dan 4 undangan lainnya dari dunia usaha puas. Diselingi candaan2 politik dan cerita dibalik kuliner yang disajikan, semua makanan tersantap habis. Yang diundang kenyang, yang mengundangpun senang. (TY)

Komentar