Jangan Tergoda 3 Periode Pak !

Oleh: Cak Nanto

(Foto: Sunanto)

Kabarpatigo.com - Wacana mengubah jabatan Presiden menjadi 3 periode menurut saya sesuatu yang setengah serius. Serius karena meskipun hari ini hal itu inkonstitusional, namun tetap dimungkinkan konstitusi berubah. Tidak serius, karena di era demokrasi modern siapapun berhak berpendapat dan mewacanakan sesuatu, jadi ya biasa saja.

Sebagai seseorang yang pernah bergulat di dunia kepemiluan, saya akan melihat wacana ini dalam perspektif Pendidikan politik.

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa bangsa kita hari ini defisit negarawan, Jokowi akan menjadi negarawan jika tetap memegang teguh sikapnya untuk cukup 2 periode saja. Jika itu mampu dilakukan, sesungguhnya pak Jokowi sedang juga memberikan Pendidikan politik yang adi luhung. 

Sebagai sebuah refleksi, tentu kita ingat di era Soeharto dulu ada semacam pemeo ”tidak ada yang lebih baik dari Pak Harto".

Kalau diganti, belum tentu penggantinya bisa melanjutkan dan lebih baik. Lebih baik Pak Harto dari pada komunis “32 tahun Pak Harto berkuasa, lantas apa yang terjadi? Demokrasi mati, fundamental ekonomi rapuh, oligarki tumbuh subur mereka yang kaya adalah mereka yang berada dilingkaran Soeharto.

Pada gilirannya, mereka yang mendorong Soeharto terus berkuasa, mereka pula yang akhirnya menjatuhkannya. 

Pada lembar sejarah yang lain, ada pendidikan tertinggi nilai demokrasi yang dicontohkan oleh seorang Gus Dur. Bagaimana seorang presiden keluar dari Istana dengan celana pendek untuk menjadi rakyat biasa. Seorang egaliter yang legowo, dan menempatkan konstitusi di atas hasrat diri.

Bahkan ketika tuduhan kepada beliau akhirnya menjadi fitnah belaka, beliau tidak pernah menyalahkan pemerintah, santai saja dan tidak demo bawa masa.

Pendidikan politik ala Gusdur ini memberikan kita contoh bahwa seorang negarawan itu harus siap menerima dan melepaskan. Apapun yang terjadi hukum dan UU tetap ditempatkan secara terhormat sebagai sumber menyelesaikan masalah politik. 

Sama dengan sekarang era Jokowi. “lebih baik Jokowi tiga periode dari pada kadrun” kata meraka. Yang inginkan Jokowi terus lanjut periode ketiga adalah mereka yang ada di lingkaran kekuasaannya.

Berkali kali Jokowi tolak, namun mereka terus berwacana, mengapa? Mungkin karena Pendidikan ala Soeharto lebih populer ketimbang pendidikan politik ala Gusdur. 

Wallahualam Bissawab...

*Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah

Komentar