Demo Berjilid di Pati, Yayak Gundul: Antara Anggaran Dewan dan Ambisi Infrastruktur

(Foto: Yayak Gundul)

Kabarpatigo.com - PATI - Gelombang demonstrasi yang terjadi di Kabupaten Pati sejak Agustus 2025 menjadi sorotan publik. Yayak Gundul, seorang tokoh masyarakat sekaligus aktivis yang dikenal vokal, menyampaikan dugaannya terkait penyebab utama dari aksi unjuk rasa tersebut.

Menurutnya, demonstrasi yang terjadi secara berturut-turut ini dipicu oleh kebijakan Bupati Pati, Sudewo, yang memangkas anggaran Pokir (Pokok Pikiran) anggota DPRD.

Baca juga: Bertemu Bupati, Sudewo Tegaskan Komitmen Pemkab untuk Dukung Kebangkitan Persipa

Baca juga: Gerak Cepat, PMI Pati Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Enam Kecamatan

"Saya menduga kuat, akar masalah dari demo berjilid-jilid ini adalah pemangkasan anggaran Pokir oleh Bupati," ujar Yayak Gundul saat ditemui di kediamannya, Rabu (15/10/25).

Yayak menambahkan, pemangkasan anggaran ini disinyalir terkait dengan fokus pemerintah daerah untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Pati.

Bupati Sudewo sendiri diketahui memiliki komitmen untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur, khususnya jalan.

Baca juga: Destinasi Edukatif, Pendopo Kabupaten Kini Fasilitasi Room Tour Pelajar

Baca juga: Bahas Rencana Milad Muhammadiyah ke 113, Muhammadiyah dan Aisyiyah Pati Silaturahmi dengan Bupati

Kebijakan ini diambil dengan tujuan untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah, memperlancar aktivitas ekonomi, dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat.

"Kita bisa lihat sendiri, sekarang jalan-jalan protokol di Pati sudah banyak yang bagus. Ini adalah bukti komitmen Bupati Sudewo dalam melaksanakan amanah pembangunan," lanjut Yayak Gundul.

Ia mengakui, perbaikan infrastruktur jalan ini memberikan dampak positif bagi masyarakat, namun di sisi lain, kebijakan pemangkasan anggaran Pokir juga menimbulkan gejolak politik.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Eksekutif dan legislatif terkait dugaan yang dilontarkan oleh Yayak Gundul. (red)

Komentar