Kemenparekraf Lirik Dua Destinasi Wisata di Pati

(Foto: ketua DPC Asprindo Pati Nur Khamim saat beserta pengurus mendampingi kunjungan Kemenparekraf di Desa Jrahi Gunungwungkal, Senin 22 Mar 2021)

Kabarpatigom.com - GUNUNGWUNGKAL - Program pengembangan desa wisata digulirkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Menindaklanjuti program tersebut, setidaknya dua destinasi wisata alam di Kecamatan Gunung Wungkal dilirik kementerian yang digawangi Sandiaga Uno tersebut.

Dua destinasi wisata tersebut adalah Bukit Pengusen di Desa Gulangpongge dan Desa Wisata Pancasila Jrahi.

Untuk melaksanakan program ini, Kemenparekraf menggandeng Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) melalui Memorandum of Understanding (MoU) pengembangan desa wisata di Indonesia.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asprindo Jawa Tengah, H. Bambang Sunardi didampingi ketua DPC Asprindo Pati H. Nur Khamim, S.H. mengatakan, Asprindo memiliki program yang terfokus pada desa wisata yang dapat dikolaborasikan dengan Kemenparekraf.

“Terkait dengan desa wisata, kita sangat fokus ke sana. Sebab Asprindo juga memiliki program yang berkaitan dengan desa wisata yang bisa kita kolaborasikan. Jadi di seluruh Indonesia nanti ada 244 desa wisata yang kita harap dapat dikembangkan,” ujar Bambang saat berkunjung ke Lokasi Wisata Embung Jrahi, Senin (22/3/21).

Bambang menjelaskan pihaknya bersama DPC Asprindo Pati telah meninjau dua destinasi wisata di Pati. Keduanya berada di Kecamatan Gunungwungkal, yakni Bukit Pengusen dan Desa Wisata Pancasila Jrahi serta kunjungan ke UMKM madu GaNa di Desa Gajihan.

“Kita memang mendapatkan amanah langsung dari Pak Menteri, dan kali ini kita meninjau langsung destinasi wisata yang ada di Pati. Kami akan menunggu dari pemerintah desa setempat rencana apa lokasi wisata yang akan dibangun,” tambahnya.

Sementara, Ketua Pengelola Desa Wisata Pancasila Jrahi, Yakobus Suparlan menyambut baik kedatangan dari rombongan DPW Asprindo Jateng dan DPC Asprindo Pati. Diakui, pihaknya saat ini memang sedang membutuhkan bantuan anggaran untuk mengembangkan sejumlah spot wisata yang ada di desanya.

“Kami menyambut baik kedatangan dari Asprindo. Karena untuk pengembangan infrastruktur kami masih memerlukan banyak biaya. Karena disini setidaknya ada tujuh spot wisata yang seharusnya bisa digarap. Namun saat ini baru bisa dua tempat yang dikelola itupun belum maksimal,” jelasnya.

Selain desa wisata, program kampung industri, di mana satu desa akan diproyeksikan memiliki keunggulan kompetitif dalam membentuk ekonomi kreatif.

Hal ini diharapkan akan bersinergi dengan program desa wisata Kemenparekraf. Sehingga Global Innovation Index Indonesia tahun 2019 bisa naik dari peringkat 85, ditargetkan ke peringkat 50 pada tahun 2024. (red)

#NurKhamim

Komentar