Meningkatkan Kesejahteraan Peternak Lokal, Wakil Ketua DPRD Jateng M. Saleh Dukung Penyerapan Susu Lokal

(Foto: wakil ketua DPRD Jateng, M. Saleh saat ikuti dialog Prime Topic, Jumat 22 Nov 2024)

Kabarpatigo.com - SEMARANG - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Mohammad Saleh, mengungkapkan dukungannya terhadap kebijakan yang mewajibkan Industri Pengolahan Susu (IPS) untuk membeli susu dari peternak lokal, asalkan susu tersebut memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak lokal dan mengurangi ketergantungan pada susu impor.

Saat ini, penyerapan susu lokal di Indonesia hanya mencapai 20%, sementara 80% lainnya berasal dari impor.

Baca juga: Disnakertrans Ungkap Sebab UMP Jateng 2025 Batal Diumumkan, Segini UMK Pati 2024

Mohammad Saleh menegaskan bahwa peternak lokal harus memiliki kesempatan untuk berkontribusi tanpa adanya batasan volume produksi, asalkan kualitas susu yang dihasilkan memenuhi standar.

“Bukan dibatasi jumlah, tapi jika kualitasnya memenuhi standar ya harus diterima,” ujar Saleh dalam dialog Prime Topic, Jumat (22/11/24).

Baca juga: Resmikan Gedung Baru RS PKU Muhammadiyah, Haedar: Wujud Nyata Kontribusi Muhammadiyah untuk Layanan Kesehatan

Ia juga menambahkan bahwa program makan bergizi gratis dari pemerintah pusat yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, memiliki susu sebagai salah satu menunya. Oleh karena itu, penyerapan susu lokal harus ditingkatkan.

“Presentase ini harus dibalik. Kita perlu roadmap yang jelas agar kuota produk susu peternak lokal bisa ditambah,” tambahnya.

Baca juga: Sambil Menikmati Kuliner Khas Solo, Bahlil Sampaikan Keyakinannya Lutfi-Yasin Menang di Jateng

Dalam perkembangan terkait, Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Ignasius Hariyanta Nugraha, menjelaskan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan regulasi untuk memastikan IPS wajib menerima susu dari peternak lokal jika kualitasnya memenuhi standar.

Jika IPS menolak, maka pemerintah akan memberikan sanksi berupa penghentian izin impor susu. Kebijakan ini rencananya akan dituangkan dalam Keputusan Presiden untuk melindungi peternak lokal.

“Nantinya hal tersebut akan dituangkan ke dalam Keputusan Presiden. Ini dilakukan untuk menyelamatkan peternak lokal penghasil susu,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Cimory Dairyland Kabupaten Semarang, Agus Purwoko Jati, menyatakan bahwa Cimory tidak pernah membatasi jumlah susu yang diserap dari peternak lokal selama kualitasnya memenuhi standar.

Namun, ia juga mengakui bahwa suplai susu lokal masih kurang untuk memenuhi kebutuhan produksi olahan susu seperti keju dan yogurt di perusahaannya.

“Kami di Cimory tidak membatasi, selama kualitasnya bagus sesuai standar, pasti kami terima,” ungkapnya.

Sebagai informasi, belakangan peternak lokal di Jawa Tengah sempat melakukan aksi protes dengan mandi susu yang kemudian viral di media sosial.

Mereka kecewa karena susu yang dihasilkan tidak terserap dengan baik oleh industri, sehingga banyak yang tersisa.

Menanggapi aksi ini, Ignasius Hariyanta menyatakan bahwa pihaknya segera mengadakan pertemuan dengan kementerian terkait dan memastikan bahwa penyerapan susu lokal akan menjadi prioritas.

M. Saleh berharap masalah ini segera terselesaikan, terutama dengan adanya program makan bergizi gratis yang disiapkan pemerintah.

“Kita perlu pembenahan dari hulu hingga hilir, sehingga serapan susu lokal bisa meningkat. Jika kualitasnya memenuhi standar, seharusnya tidak ada alasan bagi IPS untuk menolak,” tutup Saleh. (jos)

Komentar