(Foto: diskusi Keluarga Mahasiswa Pelajar Pati Yogyakarta)
Kabarpatigo.com - YOGYAKARTA - Pajak Bumi Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2) naik drastis yang kemudian dibatalkan setelah munculnya isu demonstrasi memprotes kebijakan tersebut. Sikap seperti ini menjadi ironi karena menggambarkan mentahnya kajian sebelum memaklumatkan sebuah kebijakan.
Selain masalah kontroversi kenaikan pajak yang dalam beberapa waktu menjadi isu mutakhir. Bukti minimnya kajian juga tampak dari program lain antara lain: revitalisasi alun - alun dan rencana pembangunan Masjid Agung Pati yang kurang mempertimbangkan skala prioritas (masih banyak aspek lain yang perlu dibangun), kebijakan 5 hari sekolah yang akhirnya dibatalkan, pajak UMKM yang sebelumnya diwacanakan juga dicabut setelah mendapatkan banyak protes keberatan.
Berdasarkan berbagai persoalan yang telah disebutkan di atas yang hari ini muncul ke permukaan, rasanya tidak berlebihan apabila hari ini opini publik yang terbangun adalah melabelkan bahwa hari ini pemerintah Kabupaten Pati "mencla - mencle", arogan, dan bersikap feodal layaknya seorang raja.
Demo tanggal 13 Agustus mendatang adalah bentuk dari kekecewaan dari sekelompok masyarakat yang kurang berkenan dengan kebijakan pemerintah dan menginginkan revolusi dengan besar harapan pemerintah akan berbenah.
Baca juga: Forsika Pati Nyatakan Sikap: Minta Bupati Introspeksi Hingga Ajak Masyarakat Doa Bersama
Melihat dinamika yang fluktuatif sampai hari ini, tampaknya arah tuntutan telah berubah setelah Bupati memutuskan pembatalan PBB yang mulanya menjadi tuntutan utama. Setelah putusan berubah, segenap koordinator demonstran kemudian juga mengubah tuntutan yaitu menuntut Bupati untuk mundur dari jabatannya.
Menurut hemat kami, terdapat indikasi demo tanggal 13 Agustus rentan ditunggangi kepentingan yang mengandung rivalitas cukup tinggi. Tanpa bermaksud menampik aksi tanggal 13, secara moral kami selaku mahasiswa mendukung aksi tanggal 13 sebagai bentuk berjalannya demokrasi.
Berdasarkan pertimbangan yang telah kami paparkan, kiranya kami akan lebih memilih berjuang di lapangan yang berbeda dengan turut mengawal segala situasi baik sebelum atau setelah tanggal 13. Kegiatan demonstrasi akan lebih lengkap apabila dilandasi dengan sikap kritis dan melihat situasi secara lebih mendalam dan komprehensif.
Pergolakan PBB-P2 hanyalah satu dari sekian banyaknya problematika di Kabupaten Pati. Praktik Korupsi, Kolusi, Nepotisme, penyalahgunaan wewenang, jual beli jabatan hampir di semua lini terkesan dinormalisasi selama ini.
Baca juga: Bupati Pati Resmikan Gedung Muhammad Najib di RS Assuyuthiyyah Trangkil
Kiranya persoalan ekonomi di Pati masih menyisakan banyak pekerjaan rumah yang belum tuntas, barangkali persoalan tersebut yang kemudian mengilhami pemerintah kabupaten untuk mengambil langkah menaikan pajak karena ancana defisit APBD 2025 (periksa Perda Kabupaten Pati Nomor 12 tahun 2024).
Belum lagi membicarakan persoalan Kendeng dengan segala eksploitasinya yang hari ini tampak semakin parah. Segala kontroversi yang terjadi hari ini ibarat seperti gunung es yang muncul di permukaan. Akan menjadi sangat dalam apabila diselami sampai ke dasar.
Sebagai penutup, dengan lantang kami tegaskan bahwa tanggal 13 Agustus, apapun hasil dan dampaknya, itu bukanlah akhir, melainkan menjadi awal. Sebuah keniscayaan bahwa semuanya hanyalah akan menjadi pesta demokrasi yang mungkin singkat dan menyisakan efek jangka panjang apabila tidak melihat dan mencoba menyelesaikan akar permasalahan.
Pernyataan kami hari ini juga bukanlah keputusan final, melainkan hanyalah sebuah prolog dari naskah drama yang mungkin tidak akan pernah selesai. Begitulah perjuangan kami mengawal dan mencoba mengkritisi segala dinamika yang akan terjadi dikemudian hari.
Panjang umur perjuangan, semoga keberuntungan menyertai kita semua. (*)
by: Keluarga Mahasiswa dan Pelajar Pati di Yogyakarta
Alhamdulillah... Selamat kepada rekan-rekan KMPP-Yogyakarta yang telah berani eksis utk menunjukkan kepedulian, kajian rasional utk turut serta berkontribusi dalam mengatasi problematika poleksosbud Kabupaten Pati. KMPP-Yogya, generasi emas kader pemimpin bangsa. Teruslah kritis utk kemajuan Pati, NKRI dan Kemanusiaan.
BalasHapus