(Foto: Mendikdasmen Abdul Mu'ti saat hadiri World Muslim Scout Jamboree di Bumi Perkemahan Cibubur, Kamis 11 Sep 2025)
Kabarpatigo.com - JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti dalam sambutannya pada Scout Wisdom Forum di ajang World Muslim Scout Jamboree (WMSJ) 2025 di Bumi Perkemahan Cibubur, Kamis (11/9/25).
Pada acara tersebut Abdul Mu'ti mengajak generasi muda Muslim untuk tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang kuat, tangguh, berkarakter, dan siap memimpin.
Dalam suasana penuh keakraban, Abdul Mu’ti bahkan mengajak peserta menyanyikan lagu “Di Sini Senang, Di Sana Senang” sebagai simbol kebersamaan.
Baca juga: Soroti Perbedaan Data RTLH, Bupati Sudewo Pimpin Langsung Rakor Penanggulangan Kemiskinan
Baca juga: Mawar Merah, Simbol Sambutan Ketua Aliansi ke Anggota Pansus Hak Angket dari BKN
Prof Mu'ti juga memberikan apresiasi kepada Pondok Modern Gontor yang dinilainya berperan penting dalam meletakkan dasar pendidikan pesantren modern di Indonesia.
“Saya bukan alumni Gontor, tetapi sebagai pendidik, praktisi, dan menteri, saya berterima kasih kepada Gontor yang telah melahirkan generasi dengan kepemimpinan kuat, akhlak mulia, ketakwaan, serta cinta tanah air, cinta damai, dan cinta sesama umat manusia,” ujarnya.
WMSJ adalah Jambore Pramuka Muslim Pertama di Dunia yang diselenggarkan pertama kali di Indonesia, dan diinisasi oleh Pondok Modern Gontor dalam momentum 100 tahun usianya.
Diselenggarakan dari tanggal 9-14 September ini, WMSJ ini diikuti oleh 15.333 peserta. Tema kegiatan ini adalah: “We are Muslim—Civilized, United and Peaceful.”
Baca juga: Posko Banjir Muhammadiyah Bali
Baca juga: Banjir Landa 4 Kabupaten di Bali, BNPB Laporkan 2 Korban Jiwa di Jembrana
Abdul Mu’ti menekankan bahwa kegiatan seperti WMSJ sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk mencetak generasi yang kuat, terutama di tengah fenomena yang ia sebut sebagai “generasi strawberry” — generasi yang kreatif dan menarik, tetapi mudah menyerah serta rapuh menghadapi tantangan.
“Strawberry memang indah dipandang, tetapi ketika terkena terik matahari, ia mudah layu. Begitu pula dengan anak muda yang rapuh, mudah sakit hati, dan gampang putus asa. Inilah yang disebut fragile generation,” jelasnya.
Menurutnya, kegiatan seperti WMSJ dapat menjadi jawaban untuk mengubah fragile generation (generasi yang rapuh) menjadi agile generation — generasi yang adaptif, tahan banting, dan mampu menghadapi perubahan zaman dengan percaya diri.
Dengan penuh harap, ia menegaskan bahwa WMSJ bukan hanya sekadar ajang perkemahan internasional, melainkan momentum kebangkitan pemuda Muslim dunia untuk bersama-sama menjunjung tinggi nilai perdamaian, toleransi, serta kepemimpinan berkarakter. (mar)
Komentar
Posting Komentar