(Foto: wakil ketua DPRD Jateng Mohammad Saleh)
Kabarpatigo.com - SEMARANG - Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Mohammad Saleh, optimis bahwa Jawa Tengah mampu memperkuat posisinya sebagai penumpu pangan nasional.
Keyakinan ini muncul setelah data terbaru menunjukkan peningkatan produksi padi yang signifikan di wilayah tersebut.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan, perkiraan produksi padi di Jawa Tengah hingga akhir 2025 mencapai 11,36 juta ton GKP (gabah kering panen) atau setara 9,38 juta ton GKG (gabah kering giling).
Angka ini meningkat sekitar 493.684 ton dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 8.850.920 ton GKG. Kenaikan produksi ini membuat Jawa Tengah kembali mencatatkan surplus padi, sekaligus memperkuat kontribusinya sebesar 16 persen terhadap kebutuhan pangan nasional.
Baca juga: Mendukbangga Wihaji Imbau Ayah Ambil Raport Anak
Saleh menyebut capaian ini sebagai bukti bahwa sektor pertanian Jawa Tengah berada pada tren positif. Menurutnya, peningkatan produksi harus menjadi momentum bagi daerah untuk memperkuat perannya sebagai pusat ketahanan pangan Indonesia.
“Dengan produksi yang meningkat dan surplus padi yang konsisten, kami optimis Jawa Tengah mampu menjadi penopang pangan nasional. Ini selaras dengan program Presiden Prabowo mengenai swasembada pangan,” ujarnya.
Ketua DPD Partai Golkar Jateng ini menegaskan bahwa posisi Jateng sebagai lumbung pangan nasional harus terus diperkuat melalui berbagai langkah strategis.
Saleh menyoroti visi besar yang telah ditetapkan dalam RPJPD 2025–2045, di mana Jateng diproyeksikan sebagai penumpu pangan nasional.
“Semua pemangku kepentingan harus bergerak bersama. Visi Jawa Tengah sebagai penumpu pangan nasional bukan hanya slogan, tetapi target yang harus diwujudkan,” ungkap Ketua DPD Golkar Jateng tersebut.
Baca juga: Pimpin Sidang Kabinet Paripurna, Prabowo Sampaikan Perkembangan Penanganan Bencana
Saleh juga menyinggung arah pembangunan yang telah ditetapkan oleh Gubernur Ahmad Luthfi, di mana tahun 2026 mengusung tema ketahanan pangan. Ia menilai tema tersebut sejalan dengan kebutuhan penguatan sektor pertanian saat ini.
“Gubernur sudah menetapkan bahwa tahun 2026 fokus pembangunan adalah ketahanan pangan. Maka seluruh perangkat daerah harus mendukung penuh visi ini, baik melalui program inovatif maupun kebijakan operasional di lapangan,” tegasnya.
Lebih jauh, Saleh mendorong pemerintah daerah memperkuat sinergi dengan petani, penyuluh, dan pelaku usaha pangan untuk memastikan peningkatan produksi berjalan berkelanjutan.
Moh Saleh juga menekankan pentingnya modernisasi pertanian, termasuk penggunaan teknologi digital dan mekanisasi alat pertanian.
“Jika upaya-upaya ini terus dikuatkan, saya yakin produksi pangan Jawa Tengah akan semakin meningkat dan kontribusinya bagi Indonesia semakin besar,” pungkasnya. (suarabaru)

Komentar
Posting Komentar