Joni Kurnianto Pamit Undur Diri dari Persipa Pati, Saiful Arifin Kembali Pegang Laskar Saridin

(Foto: Joni Kurnianto)

Kabarpatigo.com - PATI - Nasib Persipa Pati setelah terdegradasi ke Liga 3 Nusantara pada musim 2025-2026 ini akhirnya mendapat kejelasan. Joni Kurnianto memutuskan pamit dan mundur dari jabatannya selaku CEO Persipa Pati.

Porsi sahamnya di klub sebesar 41,8 persen dia berikan kepada Saiful Arifin, pemilik Safin Pati Sports School yang juga mantan Wakil Bupati Pati.

Hal tersebut dia sampaikan dalam konferensi pers di ruang kerjanya, Senin (30/6/25).

“Saya mundur karena suporter meminta seperti itu. Setelah saya minta izin kepada Gede Widiade selaku pemegang 50 persen saham Persipa Pati atau saham mayoritas, saya serahkan saham 41,8 persen kepada Saiful Arifin, ujar Joni.

Joni menambahkan, sisa saham 8,2 persen dimiliki beberapa Persatuan Sepakbola (PS, klub-klub lokal di bawah naungan Persipa Pati) dan suporter.

Adapun hal-hal lainnya akan disepakati dalam forum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang bakal digelar tak lama lagi.

“Saya serahkan kepada Saiful Arifin karena beliau mau memegang dan mengelola Persipa Pati. Selain itu, juga sudah direstui Bupati Pati, karena Persipa Pati memang harus didukung pemerintah daerah,” jelasnya.

Dia menambahkan, semua urusan administrasi keuangan yang berada dalam periode kepengurusannya sebagai CEO sudah diselesaikan.

Joni menuturkan, dirinya menakhodai Persipa Pati sejak 2021. Saat itu Persipa Pati berlaga di Liga 3 Nasional.

Dirinya masuk dengan menjadi Plt Ketua Umum Persipa Pati dan membawa tim berjuluk Laskar  Saridin ini promosi ke Liga 2.

Baca juga: Tiga Siswa Safin Pati Sports School Asal Papua Dipanggil Seleksi Timnas Indonesia U17

Setelah lolos ke Liga 2, Persipa Pati harus membentuk PT atau swasta penuh. Maka, pihaknya membentuk PT Laskar Saridin Syeh Jangkung.

“Setelah menjadi swasta penuh, risikonya adalah semua aktivitas keuangan tidak boleh memakai APBD  Pati atau dana lain dari pemerintah. Praktis saya harus membiayai sendiri awal persiapan Liga 2. Termasuk renovasi stadion agar lolos verifikasi PT LIB dan PSSI, pembentukan kontrak ofisial, pelatih dan pemain, hingga operasional tim selama liga berlangsung,” urai dia.

Joni Kurnianto menyebut, meskipun ada beberapa sponsor yang masuk, ditambah subsidi dari PT LIB selaku operator Liga 2, mayoritas pengeluaran tim tetap bersumber dari kocek pribadinya.

“Tetap 90  persen saya keluar uang sendiri. Jadi di dua musim kompetisi Liga 2, yakni musim 2022-2023 dan 2023-2024, biaya pribadi yang saya keluarkan berkisar Rp10 miliar. Alhamdulillah saat itu kami berhasil bertahan di Liga 2,” ungkapnya.

Pada musim selanjutnya, yakni 2024-2025, Persipa Pati mendapat dukungan dengan masuknya Gede Widiade, tokoh sepak bola nasional dan pemilik Pancoran Soccer Field (PSF) Group. Gede menjadi pemilik saham mayoritas (50 persen).

Baca juga: Wakil Bupati Chandra: Sinergi Eksekutif dan Legislatif Penting untuk Kemajuan Daerah

Baca juga: Mendukung Program Pemerintah CKG, Golkar Pati Adakan Sosialisasi Kesehatan Perempuan

Sementara, kata Joni Kurnianto, dirinya memegang 41,8 persen saham dan selebihnya (8,2 persen) dimiliki oleh PS dan suporter.

“Pengaturan komposisi saham tersebut sengaja kami lakukan supaya Persipa Pati tidak bisa dijual keluar Pati dan tetap menjadi tim kebanggaan Pati,” tegas Joni.

Selanjutnya, persaingan berat di Liga 2 Musim 2024-2025 membuat Persipa Pati ngos-ngosan dan meraih hasil tidak sesuai harapan.

“Kami belum beruntung, padahal sudah berupaya maksimal, sekuat tenaga, demi bertahan di Liga 2,” ujar dia.

Joni Kurnianto memohon maaf kepada seluruh suporter dan masyarakat Pati atas hasil yang kurang maksimal ini.

“Kami mohon untuk ke depannya agar semua elemen bisa saling mendukung dan bisa kembali ke Liga 2 Indonesia, bahkan prestasi yang lebih tinggi lagi. Persipa Pati wani ngeyel!. Sahasama, satu hati sampai mati,” tandas Joni.

Terpisah, Saiful Arifin tidak menampik bahwa dirinya akan kembali terlibat di Persipa Pati.

Sebelumnya, dia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persipa Pati periode 2018-2021. Namun, per 30 Desember 2020, dia mengundurkan diri dari jabatan tersebut.

"Kasihan kalau Persipa Pati tidak ada yang menggarap dan mengelolanya," kata dia. (tribunjateng)

Komentar