Peduli Pendidikan Anak-Anak di Jateng, M Saleh Canangkan Program "GASS" dan Susu Gratis

(Foto: Wakil Ketua DPRD Jateng Muhammad Saleh)

Kabarpatigo.com - SOLO - Ketua DPD Golkar Jateng, Mohammad Saleh, punya perhatian khusus terkait pendidikan bagi anak-anak di Jateng. Saleh punya rencana program ganti sepatu siswa jebol (GASS) hingga susu gratis bagi anak sekolah.

Saleh menerangkan program ganti sepatu jebol itu bakal menyasar anak-anak di SD maupun SMP yang tidak mampu. Dia prihatin jika ada anak tidak sekolah karena alasan sepatunya sudah tak layak pakai.

"Kita tidak ingin anak-anak kita sudah zaman seperti sekarang ini masih ada anak-anak kita yang misalnya tidak mau sekolah karena malu, sepatunya jelek, dan sebagainya," kata Saleh sebagaimana disalin dari detikJateng, Senin (23/6/25).

Baca juga: Atasi Banjir dan Kekeringan, Pemkab Pati Gandeng Dr. Senawi dari UGM

Baca juga: DPRD Jateng Terima Tamu dari Universitas Al-Azhar, Saleh Usul Tambahan Kuota Beasiswa Kuliah di Kairo Mesir

"Jadi, saya inginnya itu agar anak-anak kita tuh sekolah dengan nyaman, terlepas pemerintah juga punya program untuk seragam atau apa. Kita kita ingin mendukung program pemerintah ini istilahnya tapi dengan cara kami sendirilah kira-kira gitu," lanjut Wakil Ketua DPRD Jateng ini.

Baca juga: Sebanyak 224 Mahasiswa KKN UGM dan IPB Terjun ke Desa-Desa di Wilayah Kabupaten Pati

Baca juga: Cetak Sejarah, Pembalap Asal Gunung Kidul Veda Ega Pratama Raih Ajang Bergengsi Red Bull Rookies Cup 2025 di Mugello Italia

Saleh lalu merinci alasannya membuat program antisepatu jebol. Menurutnya, pemerintah sudah memfasilitasi anak-anak mendapatkan seragam gratis. Namun, dia menyadari tak semua orang tua atau wali murid bisa membelikan sepatu baru untuk anaknya.

"Karena kalau seragam kan sekarang juga sudah banyak nih pemerintah yang memberikan seragam gratis, kan. Tapi kan sepatunya kan tidak semuanya dapat, sepatunya beli sendiri-sendiri misalnya. Kita ingin masuk di situ karena biar anak-anak ini juga bisa istilahnya percaya diri dan juga senang bersekolah," ungkapnya.

"Tidak semua orang dalam kondisi saat ini ekonominya sama. Masih banyak juga misalnya anak-anak kita yang mungkin orang tuanya kerja di sektor informal, boro-boro mau beli sepatu, beratnya (upah) mereka sehari dapat sehari buat makan kira-kira gitu kan," pungkasnya. (dtk)

Komentar