(Foto: personil Polresta Pati gelar latihan penanganan unjuk rasa di Mapolresta Pati, Rabu 30 Jul 2025)
Kabarpatigo.com - PATI - Sat Samapta Polresta Pati menggelar pelatihan peningkatan kemampuan fungsi teknis Samapta dalam penanganan unjuk rasa dengan perubahan paradigma baru pada Rabu (30/7/25) pukul 08.30 WIB hingga selesai.
Kegiatan ini berlangsung di halaman Mapolresta Pati dan diikuti oleh 306 personel gabungan dari berbagai satuan fungsi.
Baca juga: Pilkada Melalui DPRD, Golkar Tertarik Tapi dengan Catatan
Kapolresta Pati melalui Plt. Kasat Samapta Polresta Pati, AKP Taryo, dalam arahannya menegaskan bahwa paradigma baru dalam pengamanan unjuk rasa harus dipahami dan dipraktikkan oleh seluruh personel.
“Paradigma baru ini menekankan pada pendekatan humanis tanpa meninggalkan prinsip keamanan dan ketertiban. Setiap tindakan harus dilakukan secara terukur dan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” jelasnya.
Kegiatan diawali dengan APP dari Kabagops Polresta Pati AKP Nanda Priyambada, dilanjutkan oleh Plt. Kasat Samapta AKP Taryo serta dari masing-masing komandan peleton (Danton).
Setiap peserta dibekali dengan pemahaman teknis dan strategis tentang formasi Dalmas, penggunaan peralatan, dan langkah-langkah taktis dalam menghadapi berbagai situasi massa.
Baca juga: Santri Pati Wakili Jateng di Ajang Musabaqah Qira'atil Kutub Tingkat Nasional
Baca juga: Bupati Pati Tandatangani MoU Pemberangkatan Calon Tenaga Kerja ke Korea Selatan
AKP Taryo mengungkapkan bahwa pelatihan ini bukan hanya rutinitas, melainkan bagian dari pembaruan sistem manajemen operasional di lingkungan Polri.
“Kita ingin membentuk personel yang tidak hanya sigap dan tangguh, tetapi juga memiliki sensitivitas sosial dalam bertugas di lapangan,” ujarnya.
Materi pelatihan meliputi teknik dasar Dalmas lanjut, seperti sikap sempurna, sikap istirahat, dan sikap siaga dengan membawa tameng.
Selain itu, diajarkan pula teknik berjalan dan berlindung, dorong maju, serta desak maju dalam menghadapi massa. Semua teknik disesuaikan dengan pendekatan baru yang lebih komunikatif dan tidak represif.
"Kita harus menghindari kekerasan yang tidak perlu. Komunikasi menjadi kunci utama dalam menghadapi massa. Pendekatan preventif harus diutamakan sebelum tindakan represif dilakukan," tambah Taryo.
Baca juga: Pembunuhan Pria di Kayen Dipicu Asmara Menyimpang, Berikut Keterangan Polisi!
Baca juga: Pemkab Pati Serahkan Beasiswa 194 Mahasiswa Berprestasi Kurang Mampu
Pelatihan ini juga memperkenalkan berbagai formasi taktis seperti barisan satu arah, dua arah, hingga formasi blokade. Formasi disesuaikan dengan kondisi massa di lapangan agar tindakan tetap efektif namun tetap dalam koridor hukum.
“Personel perlu memahami bahwa setiap massa memiliki karakteristik berbeda. Tidak bisa kita menggunakan pendekatan yang sama untuk setiap situasi. Itulah mengapa adaptasi dan kecermatan di lapangan sangat penting,” ujar AKP Taryo.
Selain aspek teknis, pelatihan juga menekankan pemahaman terhadap dasar hukum dan prinsip-prinsip profesionalisme.
Ton Raimas dibekali wawasan tentang legalitas tindakan serta tahapan penegakan hukum mulai dari imbauan, pengepungan, hingga penindakan hukum yang terstruktur.
“Apapun tindakan kita di lapangan harus memiliki dasar hukum. Jangan ada ruang untuk tindakan sewenang-wenang. Kepolisian harus menjadi pelindung, bukan menakutkan,” tegas Taryo.
Lebih lanjut, AKP Taryo menekankan pentingnya koordinasi dan pengendalian dalam setiap pelaksanaan tugas.
“Seorang komandan harus bisa mengendalikan pasukannya dengan tenang dan terukur. Jangan mudah terprovokasi oleh situasi yang panas di lapangan,” tambahnya.
Ia juga mengapresiasi semangat seluruh peserta dalam mengikuti pelatihan hingga selesai.
“Saya bangga melihat antusias dan disiplin rekan-rekan selama pelatihan. Ini menunjukkan bahwa kita siap bertransformasi menghadapi tantangan zaman,” pungkas AKP Taryo. (hrp)
Komentar
Posting Komentar