"HAFARA Group" Bermula dari Kaki Lima, Kisah Pengusaha Kaca Mata Asal Pati

(Foto: Owner HAFARA Group Yoyok Legio dan ketua SUMU Pati, Dede Hermawan saat podcast di Grha Duta Pati, Minggu 24 Agu 2025)

Kabarpatigo.com - PATI - Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) Pati menggelar Kopi Darat (Kopdar) bertema podcast “Dari Lensa Menjadi Legenda”, yang menampilkan kisah inspiratif Yoyok Legio, Owner HAFARA Group.

Forum yang dihadiri 25 pelaku usaha lokal ini dipandu Ketua Koordinator SUMU Pati, Dede Hermawan, Yoyok membagikan perjalanan bisnisnya yang bermula dari keterbatasan ekonomi hingga menjelma menjadi jaringan optik besar di wilayah eks-Karesidenan Pati.

Bagi Yoyok, kata “lensa” selalu identik dengan peluang. Tekanan ekonomi di masa muda mendorongnya berjualan kaca mata di kaki lima. “Kami memulai dari nol,” ujar Yoyok, Minggu (24/8/25).

Momentum penting terjadi pada 1995 saat ia mulai mengurus izin optik, sebuah langkah formal yang membuka jalan bagi pertumbuhan usaha secara berkelanjutan.

Latar keluarga sederhana, ibu seorang pembuat getuk dan ayah buruh tani, membentuk etos kerja yang kuat. “Tidak ada kamus menyerah. Semua harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh,” tegasnya.

Salah satu kekuatan terbesarnya untuk terus bertahan adalah keinginan membahagiakan orang tua. “Ketika lelah, saya teringat wajah orang tua. Itu yang membuat saya bangkit kembali,” ungkapnya.

Doa orang tua bagi Yoyok adalah fondasi utama di atas segala strategi bisnis. “Sebelum bicara soal kerja keras, inovasi, atau strategi, kunci sukses paling utama adalah doa orang tua. Itu sumber keberkahan dan kekuatan saya,” tuturnya.

HAFARA Group kemudian memilih diferensiasi melalui standar layanan dan infrastruktur. “Targetnya sederhana: menjadi yang terbaik di antara yang terbaik,” katanya.

Baca juga: Terkait Kasus Bupati Sudewo, KPK Terima 350 Surat dari Warga Pati

Baca juga: Bersama Dinkop UMKM Jateng, BMT Fastabiq Gelar Pelatihan Usaha Pengolahan Ikan Nila di Tunggulsari Tayu

Pada tataran operasional, ia menekankan peremajaan peralatan dan peningkatan infrastruktur sebagai investasi kualitas jangka panjang.

Kunci menjaga pelanggan, menurutnya, adalah pelayanan dengan pendekatan kekeluargaan. “Semua staf harus menganggap pelanggan seperti keluarga, dengan perhatian lebih.” Budaya itu melahirkan kepercayaan yang konsisten, mendorong loyalitas dan rekomendasi dari mulut ke mulut.

“Pemimpin harus menjadi contoh dalam bekerja", ini yang ia tekankan dalam memimpin perusahaan dengan mengutamakan integritas dan keteladanan.

Di internal perusahaan, kesejahteraan dan apresiasi karyawan menjadi instrumen penting untuk membangun loyalitas dan mental pemenang. Kombinasi keduanya menciptakan ekosistem kerja yang stabil dan produktif.

Baca juga: Terima Bintang Mahaputra Utama dari Presiden, Haedar: Simbol Pengakuan Negara atas Kiprah Muhammadiyah

Baca juga: Berjalan Aman dan Kondusif, Peserta Aksi Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Dapat Apresiasi Kapolresta Jaka Wahyudi

Lebih dari sekadar ekspansi gerai, Yoyok berharap HAFARA Group dikenang melalui kontribusi nyata untuk masyarakat.

“Saya ingin dikenang sebagai pemilik bisnis yang berkontribusi kepada masyarakat,” ucapnya.

Senada dengan itu, Dede Hermawan, Ketua Koordinator SUMU Pati, menambahkan bahwa nilai, disiplin, dan keberpihakan pada manusia—baik pelanggan maupun karyawan—adalah fondasi bisnis yang akan berumur panjang.

Kisah perjuangan Yoyok menjadi bukti bahwa dengan kerja keras, doa, dan keberanian mengambil peluang, seorang pengusaha bisa tumbuh dari kaki lima menjadi legenda di bidangnya.

“Kisah Yoyok adalah bukti nyata bahwa kerja keras, doa, dan keberanian mengambil peluang dapat mengubah keterbatasan menjadi kekuatan. Inilah esensi yang ingin dihadirkan SUMU dalam setiap kopdar: menghadirkan inspirasi nyata bagi para pelaku usaha untuk terus tumbuh dan memberi manfaat,” pungkasnya. (suara Ais)

Komentar