Mantan Anggota DPRD Sebut Banjir Batangan Diakibatkan Berdirinya Beberapa Pabrik

(Foto: M. Nur Sukarno)

Kabarpatigo.com - PATI - Banjir yang melanda wilayah Kecamatan Batangan Kabupaten Pati menjadi sorotan masyarakat bahkan viral di medsos (media sosial) apalagi banjir sudah sepekan belum surut, bahkan makin tinggi akibatnya ratusan rumah warga Ketitang Wetan terendam banjir.

Kondisi ini membuat Bupati Pati Sudewo turun langsung meninjau lokasi titik banjir dengan menemui dan menyerahkan bantuan kepada warga yang terkena dampak banjir, Selasa (28/10/25).

Dalam peninjauan tersebut, Bupati menyampaikan bahwa banjir di wilayah Batangan disebabkan oleh dua faktor utama yang bersumber dari infrastruktur jembatan dan drainase yang belum memadai.

Menurutnya, dua titik yang menjadi penyebab utama genangan air adalah Jembatan Gedong di Desa Raci dan Jembatan di Desa Ketitang Wetan.

Baca juga: Peringatan Hari Sumpah Pemuda di SMK MUHIPA

Keduanya dinilai terlalu pendek, sehingga saat debit air meningkat, jembatan justru berfungsi layaknya bendungan yang menghambat aliran air.

“Akibatnya air meluap ke pekarangan, permukiman, hingga jalan Pantura,” jelas Bupati.

Selain itu, Sudewo juga menyoroti belum adanya drainase di sepanjang tiga kilometer jalur Pantura dari titik Raci hingga Kali Jabang Bayi.

Kondisi tersebut memperparah genangan karena air tidak memiliki saluran pembuangan yang memadai.

Kalau drainase sudah ada dan terhubung dengan Kali Gedong dan Kali Jabang Bayi, banjir bisa terpecah dan berkurang volumenya,” terang Sudewo.

Sementara itu tokoh masyarakat Pati yang juga peduli dengan lingkungan sosial, M. Nur Sukarno, berbeda pendapat dengan apa yang disampaikan Bupati Pati terkait faktor utama yang mengakibatkan banjir di wilayah Batangan.

Baca juga: Banjir Batangan, Bupati Pati: Diakibatkan Dua Faktor

Baca juga: Tindak Lanjut Evaluasi IHT, Dikdasmen PDM Monitoring dan Evaluasi Sekolah Muhammadiyah Sukolilo

Tokoh masyarakat yang pernah duduk di legislatif dua periode ini menyampaikan, sebelum beberapa bangunan pabrik berdiri di wilayah Batangan tidak pernah banjir. Dulu air menggenang di persawahan, sekarang aliran sungai terhalang oleh pabrik.

"Padahal sebelum bangunan pabrik berdiri tidak ada banjir, setelah PT HWI, Cold Storage Ayam, Cold Storage Ikan berdiri baru sering ada banjir, apa itu tidak sebagai penyebab banjir? Karena ada sungai yang terhalang oleh PT HWI," ungkap Sukarno.

"Dulu air menggenang di persawahan sebelum direklamasi, kalau normalisasi sungai yang ada saat ini harus dinormalkan 10 kali (mungkinkah?) kalau mungkin banjir akan menerjang tambak (kerugian akan ber puluh milyard)," imbuhnya.

Penambahan embung, menurut Sukarno salah satu solusi dalam mengatasi dan mengurangi banjir di Batangan, selain itu pembuatan titik-titik sumur resapan di sekitar pabrik.

"Sebenarnya solusinya selain normalisasi ditambah embung dan sumur resapan di bangunan pabrik," ungkap Sukarno.

Kondisi ini oleh Sukarno pernah diungkapkan kepada masyarakat ketika pabrik di sekitar belum berdiri, anehnya masyarakat pada saat itu tidak percaya kalau bangunan pabrik nantinya mengakibatkan banjir.

"Masyarakat sekitar pernah bincang-bincang sebelum pabrik jadi, mereka tidak percaya kalau bangunan pabrik berdampak banjir, sekarang baru percaya setelah setahun pernah banjir 6 kali," pungkasnya. (aa)

Komentar