"Pergerakan” Sebagai Tanda Hidupnya Muhammadiyah

Oleh : Akhmad Faozan*

(Foto : logo Muhammadiyah)

Kabarpatigo.com - Dimanapun tempat di situ ada Muhammadiyah, di situ pula ada gerakan. Gerakan yang ditimbulkannya terasa sangat massif, terus menerus (istiqomah), terukur, tersistem dan terprogram secara ajeg yang dalam bahasa agama sebagai gerakan amal setelah kuatnya keyakinan (keimanan) dalam batiniyahnya.

Maka, konsepsi amanu wa ‘amilussholihat, sebagai pratanda keislaman seseorang yang sebenar-benar dan paripurna dalam berdinul Islam. 

Sebagaimana menurut M. Djindar Tamimy sebagai ideolog Muhammadiyah, bahwa “berdirinya” Muhammadiyah didorong oleh paham agama, dengan menghayati agama, mengamalkan agama, memperjuangkan agama, lalu terbentuklah identitas Muhammadiyah;  Jadi, bentuk dan identitas Muhammadiyah adalah agama itu sendiri.

Dengan demikian, seseorang dalam bermuhammadiyah tidaklah sekedar berorganisasi, atau hanya bangga dengan sebuah wadah yang ada. Namun dalam beragama (dalam hal aqidah, ibadah dan muamalah) ia benar-benar melandaskan keyakinannya dalam memahami dan menjalankan agamanya dengan benar sesuai tuntutan Allah Swt dan RasulNya.  

Disinilah urgensinya gerakan amal menjadi tanda keberadaan Muhammadiyah. Pergerakan muhammadiyah yang telah berjalan selama 108 tahun sejak 1912 menjadi bukti adanya proses mewujudkan peradaban sekaligus sebagai bentuk kecintaan terhadap negeri.

Barangkali ini yang menjadi sebab hidupnya Muhammadiyah mampu melampaui satu abad atas dedikasi KH. Ahmad Dahlan untuk negeri dengan ketulusan dan keikhlasan.

Muhammadiyah pun telah mengentaskan manusia-manusia kerdil karena pemikiran yang jumud, mindset yang beku, tidak mau bergerak, dan tidak mau beramal. Apa jadinya Muhammadiyah kalau tidak adanya usaha dalam bentuk amal. Matilah pergerakan, dan mati pula Muhammadiyah kemarin-kemarin.

Maka sungguh nyata sosok KH Dahlan dalam membuka mindset para sahabat karib dan khusus kepada santrinya dengan teologi al Maun dan Al Ashri-nya. Mereka diajarkan untuk mengaktualisasikan atas keilmuan agamanya dan perenungannya dengan gerakan nyata. Nilai kebermanfaatan bagi masyarakat seluas-luasnya menjadi bukti nyata dalam mengamalkan agamanya.

Sebelum berdirinya Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi pergerakan saat itu, KH Dahlan memang sudah sejak awal menawarkan Agama yang harus diamalkan atau dipraktikkan. Berupa pengajian-pengajian yang beliau inisiasi.

Kajian dari tempat satu ke tempat yang lain mampu menggerakkan para santrinya untuk tidak  hanya belajar agama. Tidak lain bahwa agar negeri ini dipenuhi dengan Rahmat dan keberkahan dai Allah Swt harus dengan pergerakan nyata dari para penggeraknya sehingga terwujud masyarakat berperadaban.

Terasa hingga kini Muhammadiyah terus berkiprah tanpa mengenal lelah. Penggeraknya pun demikian.  Movement atau pergerakan muhammadiyah tidak hanya nampak secara fisik tumbuh berkembang maju dengan Amal-amal Usaha yang memiliki gedung bertingkat, megah. Bukan hanya itu.

Gedung sebagai sarana syiar dakwah itu penting, namun ruh dari pergerakan muhammadiyah dengan “menikmaati” proses memghidupkannya dengan aura positif itu jauh lebih penting. Sebab aura positif sebagai efek domino dari pergerakan itu sebagai ruh  pergerakan bagi Muhammadiyah.   

Dalam hal ini Muhammadiyah sebagai bagian dari pergerakan adalah tanda kehidupan bagi Muhammadiyah selama-lamanya, tidak bergerak berarti tidak adanya kehidupan. Artinya Disebut Muhammadiyah bila digerakkan oleh seluruh jamaahnya sebagai gerakan menuju pada tegaknya Islam, izzul islam wal muslimin. (red)

*Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Muhammadiyah Jepara

#Muhammadiyah

Komentar