Bagaimana MDMC Menjalankan Respon Bencana?

Oleh: Sapari*

(Foto: Layanan Shelter)

Kabarpatigo.com - Di MDMC secara khusus maupun Muhammadiyah secara umum, penanganan bencana sudah dijalankan dengan sistem yang baku.

Ketika terjadi bencana, ada personil yang ditugaskan untuk lakukan kaji cepat di lapangan.

Output dari kaji cepat itu adalah informasi awal tentang bencana yang terjadi. Informasinya seputar 5W1H bencana yg terjadi. Bencana apa, kapan, dimana, adakah korban jiwa dan informasi dasar lainnya.

Dari kaji cepat nanti akan diputuskan tindakan apa yang akan diambil.  Respon apa yang harus segera dilakukan, bantuan apa yang bisa segera diberikan dan lain-lainya.

(Foto: Layanan Psikososial)

Jika dibutuhkan pos koordinasi dan pelayanan maka segera dibentuk. Ditentukan lokasi posnya, siapa yang memimpin dan yang akan terlibat, sumber daya apa saja yang dibutuhkan, klaster apa saja yang akan dijalankan.

Semua aspek yang dibutuhkan untuk jalannya respon tanggap darurat diinventarisir dan diupayakan prosesnya segera.

Pasca kaji cepat adalah assesment, observasi mendalam di lapangan untuk menginventarisir berbagai kebutuhan warga terdampak.

Dari assesment ini muncul kebutuhan yang harus dipenuhi segera dan nantinya akan dipilah berdasarkan klaster.

Dengan assesment ini validitas penerima bantuan dan layanan bisa dipertanggungjawabkan.

(Foto: Layanan air dan Sanitasi)

MDMC tidak asal-asalan dalam memberi bantuan dan layanan, harus tepat sasaran, terbuka untuk semua golongan, berkelanjutan dan jika diperlukan bersifat jangka panjang.

Dalam kasus bencana yang menimbulkan korban dan butuh pencarian segera, maka operasi SAR akan menjadi layanan pertama yang dijalankan, baru disusul layanan lainnya.

Berbagai layanan pokok selain SAR yang biasa dijalankan dalam respon bencana yaitu logistik, dapur umum, kesehatan dan psikososial.

Jika diperlukan juga dijalankan layanan hunian/klaster, air dan sanitasi (WASH), pendidikan dan perbaikan sarpras.

Masing-masing layanan ada personil khusus yang ditugaskan sesuai dengan kompetensinya, dibawah komando ketua pos pelayanan dan pos koordinasi.

Semua layanan sudah diatur mekanisme kerjanya. Ada pencatatan-pencatatan tentang rencana operasi dan laporan situasi. Ada koordinasi dan evaluasi harian di tingkat pos.

Semua proses itu menghasilkan laporan situasi dan publikasi rutin yang ditujukan untuk internal maupun eksternal organisasi.

Rantai komando dijalankan berdasarkan skala bencana yang terjadi. Untuk bencana yang massif dan nasional efeknya, komando sampai ke Pimpinan Pusat (PP) MDMC di Yogyakarta.

(Foto: Dapur Umum)

Bencana yang bersifat regional atau lokal komando cukup sampai di MDMC tingkat wilayah atau daerah. Namun laporan tetap sampai ke pusat.

Terakhir, operasi-operasi respon bencana MDMC didukung sepenuhnya oleh Lazismu secara pendanaan dan semua unsur Persyarikatan secara SDM.

Dukungan Lazismu dan semua unsur Persyarikatan itu dihimpun dalam satu gerak bernama "One Muhammadiyah One Response. (*)

#MDMC

*MDMC PP, Anggota Divisi Jaringan dan Kerja Sama

Komentar