Politisi Muda Golkar Tanggapi Statement Ganjar Soal Indonesia Bakal Jadi Lumbung Pangan

(Foto: Wasekjen DPP BM Kosgoro Yuwono Setyo Widagdo)

Kabarpatigo.com - JAKARTA - Mantan Gubernur Jateng yang sekaligus Bacapres (Bakal Calon Presiden) Ganjar Pranowo mengatakan Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia.

Menurut Politisi Muda Golkar, Yuwono Setyo Widagdo hal tersebut menjadi kontradiksi mengingat alasannya Ganjar ketika jaman Gubernur saja mengubah Amdal demi jalannya investasi yang negatif.

"Bagaimana bisa dia mau menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan, lahan pertanian produktif diganti dengan bangunan pabrik atau PLTU," jelasnya.

Baca Juga: Airlangga Hartarto Dipercaya jadi Ketua Pengarah TKN KIM Prabowo-Gibran

Permasalahan di Jateng sangat kompleks dari apa yang disebut penggiat lingkungan pada hari ini, imbuh Wasekjen DPP BM Kosgoro ini.

"Jika tidak segera ditanggapi kedepan akan menyebabkan risiko lain seperti bencana ekologis besar yang tidak dapat dihindari, bagaimana kita mau bicara swasembada pangan?," tutupnya.

Baca Juga: Tangani Stunting, Menko Airlangga: Pemerintah Siapkan Kebijakan Bantuan Pangan Tahun 2024

Mengutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, luas lahan di Jawa Tengah mencapai 3,2 juta hektare (ha) pada 2020. Dari jumlah itu, hanya 1,49 juta ha atau 46,5% lahan di Jawa Tengah dalam kondisi normal.

Sisanya masuk dalam kategori sangat kritis, kritis, agak kritis, dan potensial kritis. Secara rinci, lahan di Jawa Tengah yang masuk kategori sangat kritis mencapai 189,7 ribu ha atau 6%.

Lahan Jawa Tengah yang masuk kategori kritis mencapai 151,9 ribu ha atau 4,7%. Kemudian, ada 902,3 ribu ha atau 28% lahan di Jawa Tengah yang masuk kategori agak kritis.

Sementara, 497 ribu ha lahan di Jawa Tengah masuk kategori potensial kritis. Proporsinya setara dengan 14,9% dari total luas lahan di Jawa Tengah.

Penetapan lahan kritis mengacu pada lahan yang rusak karena kehilangan penutupan vegetasinya.

Hal itu menyebabkan kehilangan atau berkurang fungsinya penahan air, pengendali erosi, siklus hara, pengatur iklim mikro, dan retensi karbon. (lampumerahnews.id)

Komentar