Suara Golkar Naik di Pemilu 2024, Pengamat: Berkat Kesolidan Internal

(Foto: Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto)

Kabarpatigo.com - JAKARTA - Partai Golkar sukses di Pemilu 2024 dengan menjadi partai dengan suara terbanyak kedua.

Kenaikan suara Golkar itu dinilai karena berkomitmen untuk melanjutkan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai sukses oleh masyarakat.

Arfianto Purbolaksono, Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute Center for Public Policy Research, menganalisa kesuksesan Golkar di Pemilu meski tak mengusung kadernya sebagai calon presiden atau calon wakil presiden.

“Tapi, soliditas internal Partai Golkar cukup yakinkan ke publik untuk memilih partai tersebut. Ini catatan tersendiri karena perlihatkan adanya kesiapan dari Partai Golkar untuk arungi kompetisi di Pemilu 2024,” kata Arfianto dalam keterangannya pada Selasa (20/2/24).

Baca Juga: Ketua MPR RI Bamsoet: Pemberian Pangkat Jenderal Kehormatan Kepada Menhan Prabowo Subianto Sudah Tepat

Baca Juga: Supriyanto Raih Suara Terbanyak Caleg Partai Golkar DPRD Provinsi Jateng Dapil IV Jateng

Baca Juga: Inilah Nama 6 Caleg Dapil 4 Jateng Bakal Lolos ke DPRD Provinsi Jateng

Diketahui, pada Pemilu 2019, Golkar hanya mendapat suara 12,31 persen. Sedangkan pada 2024 berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count lembaga Indikator, Golkar mendapat suara sekitar 14,97%.

Baca Juga: Berani Geser-Geser Perolehan Suara, Terancam 4 Tahun Penjara

Salah satu kunci kesuksesan Golkar adalah menempatkan calon anggota legislatif (Caleg) yang tepat. Sehingga, caleg-caleg tersebut berhasil meningkatkan suara Golkar.

Banyak tokoh-tokoh yang disiapkan Golkar jadi Caleg per-Dapil itu berdampak pada suara Partai Golkar naik signifikan, ini harus dilihat strategi partai Golkar untuk mengusung Caleg yang punya popularitas,” katanya.

Kemudian, faktor kesuksesan Golkar lainnya adalah mengusung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Pasangan capres tersebut mengusung untuk melanjutkan program Presiden Jokowi.

Arfianto pun membandingkannya dengan sikap dari Partai NasDem yang membawa narasi perubahan, padahal merupakan pendukung Jokowi di 2019. Sehingga, ada kegambangan di internal NasDem, dan berdampak pada turunnya suara NasDem.

Ini sangat kontra jika dibandingkan Golkar yang tak ada kegambangan untuk internal, anggota, Caleg, untuk melanjutkan yang dilakukan sejak 2019, ketika Partai Golkar mengusung Pak Jokowi dan 2024 bersama dengan Prabowo-Gibran mengusung narasi melanjutkan keberhasilan pembangunan Pak Jokowi, dan ini mendapatkan efek dari penggunaan narasi tersebut,” katanya.

Narasi melanjutkan inilah yang mempengaruhi suara dari Golkar. Masyarakat menilai kinerja Presiden Jokowi sangat baik.

Penerimaan masyarakat, penilaian terhadap kinerja presiden tinggi, narasi melanjutkan itu kunci penting untuk mendapatkan suara dari masyarakat,” katanya. (Golkar Indonesia)

Komentar