Milad Nasyiatul Aisyiyah 94: Perempuan Tangguh, Cerahkan Peradaban

(Foto: Nasyiatul Aisyiyah 94)

Kabarpatigo.com - Sayup terdengar gemericik dedaunan yang tersapu angin dini hari.

Melayang pada 94 tahun silam melalui keputusan Congres Muhammadiyah-Aisyiyah ke 20, 16 Mei 1931 M bertepatan 28 Dzulhijah 1345 H, ditetapkan sebagai hari lahir Nasyiatul Aisyiyah.

Tempat berkumpulnya putri Muhammadiyah yang gesit, cerdas, memiliki motivasi besar untuk belajar, dan tidak ingin hidup untuk sekedar hidup namun juga untuk memberikan manfaat bagi sesama.

Seperti diputarkan film, dokumentasi-dokumentasi perkembangan Nasyiatul Aisyiyah dalam buku Sejarah Nasyiatul Aisyiyah mewarnai pikiran dan masuk ke dalam perasaan hingga tak henti-henti terucap syukur dan kalimat tasbih, semakin menambah haru namun memotivasi.

Segala puji bagi Allah Swt, anugerah usia ke 94 M/97 H untuk Nasyiatul Aisyiyah adalah bukti komitmen para putri Islam, perempuan muda Muhammadiyah dalam memperjuangkan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar dan terus menunjukkan peran strategis dalam membina perempuan muda yang tangguh, berkemajuan, dan mencerahkan peradaban.

“Perempuan Tangguh, Cerahkan Peradaban” menjadi pilihan tema untuk Milad tahun ini. Selain sebagai refleksi atas dedikasi kader Nasyiah di berbagai lini kehidupan baik di bidang pendidikan, dakwah, sosial, dan kemanusiaan, tema ini menjadi cermin identitas Nasyiatul Aisyiyah baik sebagai pribadi maupun organisasi, serta menjadi arah bagi perjuangan di masa mendatang.

Nasyiatul Aisyiyah telah membuktikan bahwa ketangguhan membutuhkan keberanian untuk terus belajar dan beradaptasi, kekuatan untuk tetap berdiri di tengah ujian, ketulusan untuk melayani tanpa pamrih.

Perempuan tangguh adalah mereka yang berpikir kritis, bertindak bijak, dan berdaya secara spiritual, intelektual, serta sosial serta mampu menjadi agen perubahan.

Dengan kokohnya iman, kuatnya fisik jasmani, semangat al-maun, serta prinsip kesetaraan, perempuan tangguh mampu menggerakkan keluarga, mendidik generasi, membangun masyarakat, dan menyuarakan keadilan demi terwujudnya Islam rahmatan lil’alamin.

Pada Era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) yang penuh dengan perubahan ini, Nasyiatul Aisyiyah dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari krisis identitas, krisis kepercayaan, persoalan moral dan kemanusiaan, hingga perubahan iklim.

Namun Nasyiatul Aisyiyah percaya dengan memegang teguh dan mengimplementasikan nilai-nilai Islam Berkemajuan, Spirit Keluarga Muda Tangguh, Komitmen Kader Nasyiatul Aisyiyah, dan Semangat Kolektif Kolegial, Nasyiatul Aisyiyah dapat menjadi pelita bagi peradaban.

Peradaban utama lahir dari nilai-nilai luhur, majunya ilmu pengetahuan, budaya dan kemanusiaan. Kebangkitan peradaban tak bisa dilepaskan dari peran perempuan. Perempuan tangguh adalah fondasi awal dari lahirnya generasi yang unggul.

Baca juga: Bupati Pati Rapat Khusus dengan Seluruh Korwil Pendidikan Bahas Komitmen Implementasi Kebijakan Pendidikan

Sejarah Islam menorehkan betapa besar pengaruh perempuan seperti Siti Hajar yang dari beliau kita belajar tentang makna tawakal dan keteladanannya diabadikan dalam ibadah haji.

Kita belajar tentang keteguhan iman dari Asiyah istri fir’aun yang meskipun seorang diri namun mampu menghadapi kekuasaan yang zalim dan menjadi pelindung bagi kaum papa.

Dari Ratu Bilqis kita belajar tentang keterbukaan pikiran dan mau belajar menerima kebenaran, ini merupakan salah satu fondasi kebijaksanaan sehingga Ratu Bilqis mampu memimpin Negeri Saba’ dan memakmurkan rakyatnya.

Kita juga mendapat pelajaran bahwa peradaban Islam tak lepas dari peran Siti Khodijah yang selalu setia, percaya dan mandiri memberikan dukungan kepada Rosulullah Muhammad SAW dalam menyebarluaskan dakwah Islam.

Tentu tak lupa kita meneladani Siti Aisyah, istri Rosulullah Muhammad SAW yang cerdas, kritis, piawai dalam bertutur dan memimpin, sehingga membuktikan bahwa Islam adalah agama yang mencerminkan kesetaraan gender.

Baca juga: Siap Majukan Ekonomi Umat, Delapan Koordinator Daerah SUMU 2025-2026 Resmi Dilantik

Baca juga: Sebanyak 353 Kloter 51 Calon Jamaah Haji Asal Pati Diberangkatkan Bupati

Masih banyak perempuan-perempuan tangguh lainnya yang berperan dalam membangun peradaban yang bisa kita teladani khususnya para tokoh-tokoh perempuan di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah seperti Nyai Siti Walidah yang telah mendidik dan membina para wanita sebagai calon pemimpin Islam.

Siti Munjiyah, ulama perempuan yang militan, tenang, inklusif dan toleran, selalu berpenampilan sederhana walaupun sebagai anak lurah tak suka mengenakan perhiasan mewah.

Siti Hayinah, aktivis yang paham betul posisi perempuan dalam Islam, berwawasan luas, suka membaca, dan termasuk perintis majalah Suara ‘Aisyiyah.

Siti Bariyah, Ketua Aisyiyah pertama yang dipercaya dan memiliki otoritas penuh sebagai penafsir tujuan gerakan Muhammadiyah, serta termasuk perintis Siswa Proyo Wanita (cikal bakal Nasyiatul Aisyiyah).  Serta tokoh-tokoh lainnya yang memiliki kontribusi pada perkembangan peradaban hingga saat ini.

Dengan semangat milad tahun ini, mari kita lanjutkan perjuangan perempuan-perempuan tangguh yang telah memberikan pencerahan pada peradaban. Mari kita perkuat militansi dalam bernasyiah, perluas kebermanfaatan, dan terus hadir di tengah umat sebagai perempuan yang tangguh dan mencerahkan.

Mencerahkan berarti membawa harapan, membangun keadaban, dan memuliakan kehidupan manusia.
Selamat Milad ke-94 M/97 H Nasyiatul Aisyiyah. Perempuan tangguh, cerahkan peradaban dengan cinta, kecerdasan, dan keteladanan.
Albirru Manittaqoo (*)

Komentar