Mengatasi Daerah Rawan Banjir, Supriyanto: Normalisasi Tuntas, Kearifan Lokal Masyarakat, dan Pengelolaan Lahan yang Tepat

(Foto: anggota DPRD Jateng Supriyanto (tengah jaket hitam) saat memantau titik lokasi banjir)

Kabarpatigo.com - SUKOLILO - Beberapa hari terakhir, intensitas hujan di wilayah Kabupaten Pati tergolong tinggi. Bahkan sudah ada beberapa desa yang terdampak banjir.

Wilayah di Kabupaten Pati yang mempunyai resiko tinggi banjir ialah Kecamatan Sukolilo, Kayen, Gabus, Pati, Jakenan, dan Juwana.

Anggota DPRD Provinsi Jateng, Supriyanto setelah memberikan bantuan sembako untuk korban banjir, ia keliling untuk memantau titik lokasi banjir di dua kecamatan, Sukolilo dan Kayen, Sabtu (6/2/21).

Menurutnya, banjir yang melanda wilayah Sukolilo dan Kayen itu banjir tahunan, apalagi masuk pada musim hujan dengan intensitas tinggi, wilayah tersebut langsung terendam air.

Anggota Komisi C ini mengungkapkan, bahwa Pati satu-satunya daerah kabupaten yang dilintasi sungai Juwana yang paling panjang, rentetan sungai Juwana itu tergabung dalam tema Jeratun Seluna yang meliputi 5-6 kabupaten. Jeratun Seluna itu singkatan dari Jeragung, Tuntang, Serang, Lusi, dan Juwana.

"Kawasan kabupaten Pati itu satu-satunya kabupaten yang dilintasi alur sungai Juwana, dimana sungai Juwana ini menampung tangkapan curah hujan mulai dari kabupaten sebagian Grobogan, Pati, Kudus, dan yang paling banyak adalah daerah tangkapan hujan muria timur, itu seluruhnya debit airnya menuju dan mengarah pada muara sungai Juwana," ungkap Supriyanto.

Sebelum sampai ke laut di sini terdapat daerah-daerah daratan rendah, mulai kecamatan Sukolilo, Kayen, Gabus, Pati sampai pada Jakenan, maka ada sekitar 39 desa ketika curah hujan tinggi semua daerah-daerah itu mesti terdampak banjir.

Melihat apa yang terjadi akhir-akhir ini di sekitar letak daerah geografi yang rawan akan banjir, terutama daerah yang berada di bantaran sungai Juwana, Politisi Golkar ini menyampaikan solusi yang dapat mengatasi atau mengurangi banjir.

"Tentu normalisasi sungai Juwana secara tuntas yang sekarang sudah dilaksanakan walaupun baru sedikit. Kearifan lokal dan kearifan masyarakat, misal untuk membuat rumah disikapi dengan mengantisipasi ketika ada banjir termasuk untuk pengelolaan lahan kawasannya," terangnya.

Supriyanto menyampaikan lahan-lahan di sepanjang bantaran sungai Juwana itu yang terdiri dari puluhan ribu hektare itu mestinya yang paling efektif adalah diterapkanlah Budidaya Perikanan Darat.

Namun, pengelolaan lahan yang berada di bantaran sungai Juwana itu belum mendapatkan respon secara maksimal oleh pemerintah.

"Budidaya Perikanan yang selama ini sudah dicoba di beberapa desa di sepanjang alur sungai Juwana itu, tapi ini baru sebagian kecil dari sekian puluh ribu hektare lahan yang ada di sepanjang alur sungai Juwana," pungkas Supriyanto. (aa)

#Supriyanto

Komentar