Dapil Jateng III Perang Bintang Tersaji, Incumbent Ditantang Sejumlah Nama Besar

(Foto: ilustrasi surat suara)

Kabarpatigo.com - PATI - Persaingan di Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah (Jateng) III, yang meliputi Kabupaten Pati, Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Rembang, cukup menarik.

Dalam memperebutkan sembilan kursi yang tersedia, incumbent ditantang sejumlah nama besar. Sebut saja dua brigjen, mantan Bupati, mantan wakil bupati, mantan wartawan. Bahkan salah satu incumbent harus berhadapan dengan istrinya sendiri untuk lolos ke Senayan.

Tercatat ada sembilan politisi yang melenggang dari Dapil ini di Pemilu 2019. PDIP meloloskan tiga kadernya, yaitu Evita Nursanty, Edy Wuryanto, dan Riyanta.

Sisanya, Firman Soebagyo dari Golkar, Marwan Jafar dari PKB, Sudewo dari Gerindra, Sri Wulan dari Partai Nasdem, Arwani Thomafi dari PPP, dan Harmusa Oktaviani dari Partai Demokrat. Sembilan orang ini maju kembali di Pemilu 2024.

Dari kubu penantang terdapat banyak nama besar. PKB sepertinya ingin menambah kursi dari dapil ini dengan memasang pegiat sosial Eva Monalisa, dan Iin Tazkiyyatul Muthmainnah yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Jateng.

Begitu juga dengan Gerindra. Partai yang dipimpin Prabowo Subianto ini juga terlihat ingin menambah perolehan suara dari Dapil Jateng III. Menariknya, Sudewo yang merupakan incumbent dari Gerindra, justru satu dapil dengan Atik Sudarwati, yang merupakan istrinya sendiri.

Baca Juga: Erwin Aksa Kembali Tegaskan Caleg dan Kader Golkar Wajib Menangkan Prabowo-Gibran

Sedangkan Golkar menurunkan mantan Sekjen Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bambang Sadono, dan ia pernah menduduki anggota DPD RI 2014-2019. Sedangkan Demokrat memasang anggota DPR periode 2009-2014 Djoko Udjianto.

Lalu PAN ingin mencuri satu kursi dengan menaruh mantan Wakil Bupati Pati HM Budiyono. PKS juga mencoba peruntungan dengan menurunkan mantan Staf Khusus KSAD Brigjen TNI Oloan Parulian Sianturi.

PDIP lebih hebat lagi. Meski telah mendapatkan tiga kursi dari Dapil Jateng III, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri ini ingin menambah kursi di kandangnya sendiri dengan memasang Brigjen Pol (Purn) Wagiman dan Prajna Paramita Kirana, serta memasang mantan Bupati Pati Haryanto.

Baca Juga: Pilkada Gubernur Jateng 2024, Golkar Dikabarkan Usung Juliyatmono

Calon dari partai nonparlemen juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebut saja Agung Purwanto dari Partai Buruh, Sutriyono dari Partai Gelora, Mochamad Rochim dari PKN, Bambang Raya Saputra dari Partai Hanura, Johanes Eko Prasetyo dari Partai Garuda, Mahfudin dari PBB, Harsono dari PSI, Tri Warmanto Sulaksono dari Perindo, dan Candra Istiningsih dari Partai Ummat.

Partai yang mendapat suara tertinggi pada Pemilu 2019 di Dapil ini adalah PDIP dengan raihan 611.451 suara. Disusul PKB (290.631), Nasdem (237.319), Demokrat (235.887) dan Gerindra (205.355) yang mengisi lima besar.

Berdasarkan data KPU, Dapil Jateng III terdiri dari 70 kecamatan, 1.275 desa dan kelurahan, 14.119 TPS dengan jumlah DPT sebesar 3.352.042.

Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis Agung Baskoro menyebut, pertarungan di Dapil Jateng III sebagai perang bintang. Karena, baik petahana maupun sebagian penantang merupakan politisi yang memiliki basis massa cukup kuat.

"Sehingga penguasaan Dapil Jateng III secara komprehensif melalui beragam strategi perlu dilakukan. Utamanya mengoptimalkan coat tail effect Capres-Cawapres maupun nomor urut," ucap Agung. kepada Rakyat Merdeka, Senin (20/11/23).

Di momen seperti ini, caleg petahana maupun penantang yang berasal dari PKB, Gerindra, dan PDIP lebih diuntungkan.

Hal itu bisa terjadi jika para caleg mampu merepresentasikan nomor urut yang sama seperti nomor urut partai, Capres, dan dirinya.

Selain itu, Agung menilai optimalisasi kampanye darat menjadi faktor utama. Seperti, blusukan secara teratur, kegiatan intensif di dapil, dan pengondisian pemilih selama masa kampanye dan saat hari H menjadi penting.

Untuk menarik simpati Gen Z dan milenial, mau tidak mau para caleg mesti aktif di beragam platform media sosial. Sebab, langkah ini penting untuk memperluas ceruk pemilih sekaligus mengefisiensikan biaya kampanye

"Di luar itu, Dapil Jateng III ini menarik dicermati untuk melihat seberapa besar popularitas petahana berbanding dengan basis massanya jika nanti berhadap-hadapan dengan penantang yang memiliki basis massa walaupun popularitas minim," pungkas Agung. (RM.idRakyat Merdeka)

Komentar