Terkait Korban Puso, Bupati Pati Siap Jembatani Realisasi Stimulan Tahap II

(Foto: Bupati Pati Sudewo usai pimpin rakor hasil audiensi perwakilan petani Kab Pati ke BNPB, Sabtu 27 Sep 2025)

Kabarpatigo.com - PATI - Bertempat di Ruang Pringgitan, Bupati Pati, Sudewo memimpin rapat koordinasi terkait hasil audiensi perwakilan petani Kabupaten Pati ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tentang stimulan tahap II untuk petani korban puso yang tak kunjung terealisasi, Sabtu (27/9/25).

Rapat tersebut juga dihadiri oleh Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati, dan kelompok tani.

Dalam keterangan yang Kalakhar BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya, dijelaskan bahwa stimulan yang dijanjikan pemerintah era Presiden Joko Widodo, tepatnya pada 2023, hingga kini belum tuntas tersalurkan.

Baca juga: Diduga Menabrak Pembatas Jalan, Pemuda 20 Tahun Tewas di Tempat

Baca juga: Kopdar SUMU Pati Batch 5 Hadirkan Pengusaha Inspiratif, Syahrial Aman dengan Usaha UMKM yang Mendunia

Stimulan ini bermula saat sawah petani terendam banjir parah selama enam bulan pada 2023. Mereka mengalami gagal panen tiga kali berturut-turut.

Para petani yang mengalami puso akibat banjir dijanjikan stimulan sebesar Rp 8 juta per hektare. Dalam hal ini, BNPB ditunjuk sebagai penyalur dana tersebut.

Pengajuan stimulan petani Pati mencapai Rp 45 miliar, namun hingga pertengahan 2024, baru Rp 15,69 miliar yang cair pada tahap pertama dan langsung didistribusikan ke petani.

Sisanya dijanjikan akan disalurkan pada tahap dua. Sayangnya, hingga September 2025, bantuan stimulan tersebut tak kunjung terealisasi.

Karena itu, pada 23 September 2025 para perwakilan petani Kabupaten Pati, melakukan audiensi ke BNPB, hingga akhirnya BNPB memberikan janji bahwa pencairan bantuan stimulan akan dilakukan dalam waktu maksimal 30 hari.

Baca juga: Sejak 2021 Hingga 2025, Penganut Aliran Kepercayaan di Pati Meningkat

Baca juga: Abdul Mu’ti: Jangan Jadi Mahasiswa 3K, Jadilah Mahasiswa yang ACC

Dalam rapat, Bupati Sudewo turut menyampaikan apresiasinya, karena audiensi ke BNPB pada 23 September, telah membawa titik terang.

"Tadi Pak Budi menyampaikan semua berdasarkan fakta, ada surat, ada tahapan. Ini sudah tidak bisa terbantahkan karena Kabupaten Pati pada saat itu faktanya juga menjalankan sebagaimana yang diperintahkan sesuai dengan kewenangannya,” jelas Sudewo.

Lebih lanjut, Sudewo mengungkapkan bahwa ending dari audiensi ke BNPB 23 September lalu, rupanya ada rasa penyesalan dari BNPB.

"Mudah-mudahan dengan penyesalan itu BNPB melakukan evaluasi. Dengan kemungkinan itu, prediksi ini ada korelasinya yang mana tiba-tiba saya ditelepon oleh Staf Khusus Letnan Jenderal Suharyanto, Kepala BNPB, bahwa saya diminta untuk menghadap Kepala BNPB,” ungkapnya.

Sudewo menegaskan dirinya siap menjadi jembatan agar aspirasi petani benar-benar tersampaikan ke pemerintah pusat.

“Mudah-mudahan prediksi ini tidak akan meleset, membawa berita gembira. Adapun soal saya harus berbicara dengan Kepala BNPB, bagaimana diplomasi saya, saya minta doa dan dukungan supaya diplomasi saya bisa tepat, bisa pas, didengar, dan direspons. Dalam audiensi kemarin itu, tak terbantahkan bahwa itu bukan kesalahan dari Pemerintah Kabupaten Pati, bukan kesalahan dari kelompok tani,” pungkasnya. (red)

Komentar