Kisah Rara Mendut Ditampilkan Apik oleh Siswa SMP 1 Tayu Pati di TMII

(Foto: penampilan SMP Negeri 1 Tayu di TMII)

Kabarpatigo.com - JAKARTA - Pada abad ke-17 di pesisir utara Pulau Jawa angin laut yang asing membawa serta kisah seorang wanita yang akan dikenang berabad-abad kemudian di wilayah bernama Teluk Cikal. Sebuah desa nelayan di bawah Kadipaten Pati.

Di situ lah lahir seorang gadis bernama Roro Mendut yang dikenal masyarakat bukan hanya karena parasnya yang elok, tetapi juga karena ketegasan dan keberaniannya. Roro Mendut adalah anak angkat seorang nelayan sederhana, ibunya telah lama tiada.

Sejak usia belia ia telah membantu ayah angkatnya di perahu dan di pasar. Namun, kehidupan keras di pesisir tidak menghilangkan keanggunannya, justru dari laut dan angin ia belajar menjadi kuat dan tak mudah tunduk. Bahkan ketika ia dijatuhi hukuman pajak bagi oleh Tumenggung Wiraguna karena menolak lamarannya, sang gadis cerdik itu memutar otak dan memanfaatkan kelebihannya dengan menjual rokok klintingan kretek yang ia lem dengan lidahnya sendiri.

Konon lidah Roro Mendut yang menjilat ujung lintingan rokok itu menjadi daya tarik tersendiri bagi para lelaki. Ternyata strategi itu berhasil, dagangannya laris keras.

Baca juga: Doa Haedar Nashir untuk TNI: Semakin Kokoh Menjaga Persatuan dan Kesatuan

Baca juga: Ini Jadwal Balapan MotoGP Mandalika 2025, Minggu Hari ini

Dalam waktu singkat Roro Mendut berhasil menjadi perempuan mandiri secara ekonomi, ia pun mampu melunasi semua pajak yang dijatuhkan kepadanya.

Sepenggal kisah yang disajikan oleh para siswa SMP N 1 Tayu Kabupaten Pati bersama Sanggar Kusumadewi dan Komunitas Carangsoka dalam bentuk pertunjukan sendratari ini sukses membius para penonton pada rangkaian pergelaran Pentas Duta Seni Kabupaten Pati Tahun 2025 bertempat di Anjungan Jawa Tengah TMII Minggu (28/9/25) silam.

Setiap tahun Pemerintah Kabupaten Pati melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan rutin menggelar kegiatan semacam ini dengan selalu konsisten mengusung tema besar “regenerasi”. Betapa tidak, setiap tahun kontingen tim kesenian Kabupaten Pati selalu didominasi lebih dari 90 persen pelaku seninya adalah generasi muda.

Baca juga: Ada 13 Sekolah Rakyat sudah Beroperasi, M Saleh Siap Dukung Sekolah Rakyat Dibangun Lebih Banyak di Jateng Perlengkapan sekolah

Baca juga: Pria Bawa Sajam di Depan Posko AMPB, Diketahui Orang Dalam Gangguan Jiwa

Hal ini menjadi bukti bahwa proses regenerasi bidang seni budaya di sana berjalan sangat baik.

Rangkaian Pentas Duta Seni Kabupaten Pati diawali dengan pementasan kesenian rakyat Barongan sebagai sajian pra acara bertempat di Plaza Kori Agung Museum Indonesia TMII yang kemudian dilanjutkan dengan kirab para seniman menuju Anjungan Jawa Tengah sembari mengajak para pengunjung TMII menyaksikan acara inti yang dilaksanakan di Pendopo Agung Anjungan Jawa Tengah.

Kegiatan ini menjadi sebuah momentum penting bagi keberlangsungan seni budaya tradisional di tengah zaman yang serba digital, yang mana seni budaya tradisional tetap dapat dipentaskan di hadapan masyarakat Jakarta secara langsung sekaligus juga ditayangkan secara live streaming sehingga dapat dilihat dari manapun dan kapanpun. (red)

Komentar