Muhammadiyah Terbitkan Tuntunan Sholat Idul Adha Di Tengah Pandemi Covid-19

(Foto : DR. Agung Danrto, MAg Pimpinan Pusat Muhammadiyah)

Kabarpatigo.com - JAKARTA - Muhammadiyah dari awal hingga kini konsisten menetapkan pembatasan-pembatasan dalam aktifitas kehidupan sosial yang ditujukan untuk kalangan warganya terkait dengan pandemi Covid-19 yang  belum menunjukkan tanda-tanda penurunan kasus-kasus positif.

Landasan utama pemikiran Muhammadiyah adalah masih terus bertambahnya jumlah kasus positif Covid-19 di tanah air sehingga ini menyebabkan ancaman serius terhadap keselamatan hidup warga. Muhammadiyah lebih mengutamakan perlindungan terhadap nyawa atau kehidupan warga menyikapi pandemi Covid-19.

Sejalan dengan sikap-sikap Muhammadiyah sebelumnya yang tercermin dari berbagai panduan, edaran dan termasuk fatwa-fatwa selama terjadinya pandemi Covid-19, maka Muhammadiyah dalam kaitan dengan pelaksanaan Idul Adha baik sholat Id dan penyembilhan hewan qurban, Muhammadiyah memandang urgen untuk menerbitkan edaran khusus.

Dalam edaran ini, Muhammadiyah menekankan bahwa mengingat situasi pandemi Covid-19 yang masih belum reda di tanah air dan dalam situasi realitas baru yang ternyata banyak disalah fahami seperti sekarang, justru resiko penularan makin tinggi, oleh karena untuk menjaga keselamatan bersama maka hendaknya warga melaksanakan sholat Idul Adha dan Qurban di rumah saja.

Penting juga untuk digarisbawahi bahwa pelaksanaan Idul Adha tahun 1441 H ini justru harus menjadi momentum untuk semakin meningkatkan partisipasi berbagi kepada sesama karena masih banyak warga di sekitar kita yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi Covid-19. Situasi ini jangan sampai membuat kita lengah dan melupakan mereka yang sangat membutuhkan uluran tangan kita.

Adapun selengkapnya Tuntunan sholat Idul Adha dan panduan penerimaan, penyembelihan serta penyaluran hewan qurban dalam Idul Adha 1441 H tahun ini adalah sebagai berikut :

1. Warga Muhammadiyah sangat didorong untuk melaksanakan salat Idul Adha di rumah bersama keluarga.
2. Untuk daerah yang dinyatakan aman (zona hijau) oleh pemerintah dan disepakati menyelenggarakan jemaah salat Idul Adha di luar rumah, pelaksanaan salat Idul Adha tidak dipusatkan satu tempat tetapi dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan dikoordinasikan dengan panitia Idul Adha atau Pimpinan Persyarikatan. Bila diperlukan, Majelis Tabligh bertanggung jawab menyiapkan naskah khotbah dan/atau mubalig yang bertugas sebagai imam dan khatib.
3. Pelaksaanan salat Idul Adha tetap merujuk pada tuntunan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
4. Pelaksanaan salat Idul Adha di lapangan kecil dan terbatas tetap menggunakan protokol kesehatan pelaksanaan salat berjamaah sesuai Edaran yang telah diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebelumnya.
5. Pelaksanaan takbiran dilakukan di rumah, masjid, atau mushala dan tidak diperkenankan menyelenggarakan acara takbir keliling.
6. Tidak melakukan perjalanan ke luar kota termasuk mudik dalam rangka Idul Adha

(Foto : Lazismu Pati)

Penerimaan, Penyembelihan, dan Penyaluran Hewan/Daging Kurban
1. Warga Muhammadiyah sangat didorong untuk mengalihkan dana kurban untuk membantu masyarakat yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi Covid-19.
2. Ketika melakukan penyembelihan hewan kurban, panitia harus menerapkan protokol penyembelihan hewan kurban sebagaimana dijelaskan dalam poin-poin berikutnya.
3. Pimpinan Persyarikatan atau Pengurus Takmir/Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dapat membentuk panitia khusus penerimaan, penyembelihan, dan penyaluran hewan kurban di lingkungannya masing-masing bekerja sama dengan Lazismu.
4. Penerimaan hewan kurban sebaiknya berupa uang/dana yang dipercayakan sepenuhnya kepada panitia untuk membeli hewan kurban.
5. Pada saat pelaksanaan penyembelihan hewan kurban, orang yang berkurban (ṣāhibul-qurbān) dimohon tetap di rumah.
6. Sangat didorong untuk melakukan pemotongan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) untuk mengurangi berkumpulnya orang.
7. Apabila panitia tetap menyelenggarakan pemotongan hewan kurban secara mandiri, maka panitia harus melaksanakan protokol penyembelihan hewan kurban sebagai berikut.

a. Kepanitiaan dibentuk hanya dalam jumlah terbatas yang memungkinkan untuk dapat menjaga jarak. Dalam penyembelihan, jika memungkinkan, panitia dapat menggunakan jasa jagal/tukang sembelih profesional untuk mempercepat proses penyembelihan dan pengelolaan hewan kurban.
b. Panitia disarankan menambah lokasi penyembelihan atau mengatur waktu penyembelihan untuk mengurangi kerumunan dalam satu waktu dan tempat.
c. Panitia/pelaksana penyembelihan hewan dan pengelolaan daging kurban menggunakan alat pelindung diri: masker (digunakan secara benar: menutup mulut dan hidung selama di lokasi), sarung tangan karet baru (sekali pakai), menggunakan kacamata pelindung atau face shield, tidak merokok, dan menjaga jarak aman 1,5 – 2 meter. 
d. Seluruh panitia dan warga yang dalam keadaan sakit (flu, batuk, demam, sakit tenggorakan, dan lain-lain) dan anak-anak (kurang dari 10 tahun), orang dewasa (di atas 50 tahun) dan/atau yang mempunyai penyakit penyerta (darah tinggi, jantung, diabetes, penyakit paru-paru, dan lain-lain) tetap tinggal/berada di rumah.
e. Di lokasi pemotongan, panitia melakukan penyemprotan disinfeksi pada semua peralatan yang akan digunakan, baik sebelum dan sesudah proses pemotongan dan pengelolaan daging kurban.
f. Panitia menyediakan air mengalir, sabun, hand-sanitizer, masker, face shield dan sarung tangan karet sekali pakai.
g. Apabila panitia akan mendistribusikan hewan kurban ke tempat atau daerah lain, sebaiknya diberikan dalam bentuk hewan yang belum disembelih, bukan berbentuk daging.
h. Panitia membuat/menyertakan panduan pengolahan daging dalam plastik/bungkus kemasan daging yang dibagikan kepada jemaah. 
i. Setelah melaksanakan kegiatan, panitia dan warga segera pulang ke rumah dengan melaksanakan protokol kesehatan (cuci tangan sebelum masuk rumah, mandi, ganti pakaian).
8. Proses penyaluran daging kurban dilakukan secara langsung ke rumah-rumah warga/jemaah atau dapat bekerja sama dengan pengurus RT/RW setempat.
9. Bagi jemaah/panitia yang menerima pembagian daging kurban, daging wajib direbus sampai matang sebelum diolah atau dikonsumsi untuk mengurangi potensi penularan virus.

Perkembangan Penanganan Covid-19 oleh Muhammadiyah :
Sementara laporan perkembangan respon Muhammadiyah dalam penanganan Covid-19, hingga kini Muhammadiyah terus konsisten memberikan pelayanan kepada warga yang membutuhkan perawatan terkait Covid-19.

Berdasarkan update tanggal 23 Juni 2020, 78 rumah sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah terus melayani warga masyarakat yang terdampak Covid-19 dengan total pasien 6322 kasus, dengan rincian ODP 3455 kasus, PDP 2379, positif terkonfirmasi 488 kasus dan yang masih dalam perawatan berjumlah 325.

Sementara jumlah tempat tidur yang disediakan untuk perawatan pasien Covid-19 berjumlah total 586 buah dan hingga kini Muhammadiyah sudah menggelontorkan dana sejumlah Rp. 176.411.897.393 dengan jumlah penerima manfaat 3.295.944 jiwa.

Selain perawatan medis para pasien Covid-19, Muhammadiyah juga konsisten melaksanakan berbagai layanan lainnya yaitu edukasi masyarakat terkait materi-materi tentang Covid-19, Layanan Dukungan Psikologi, Layanan Konsultasi Agama, penyemprotan disinfektan hingga pembagian sembako bagi warga terdampak.

Semua itu terlaksana di 31 wilayah kerja Muhammadiyah Covid-19 Command Center secara nasional. Ini didukung penuh oleh Lembaga Amal Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah, lembaga pemerintah, LSM, warga Muhammadiyah khususnya dan Indonesia pada umumnya yang bersimpati pada perjuangan Muhammadiyah. (red)

#Muhammadiyah #IdulAdha #lazismu

Komentar