(Foto: Pagelaran wayang kulit di Desa Semampir Pati, Minggu 6 Jul 2025)
Kabarpatigo.com - PATI - Bupati Pati Sudewo memberikan pesan moral kuat kepada masyarakat Pati dalam sebuah gelaran wayang kulit yang mengangkat cerita "Banjaran Sengkuni", yang digelar di Desa Semampir, Minggu (6/7/25).
Menurutnya, lakon yang dipilih bukan sekadar hiburan, tetapi sarat makna dan peringatan agar masyarakat lebih waspada terhadap berbagai bentuk hasutan dan provokasi.
“Dipilihnya lakon ini pasti ada arti dan tujuannya. Tujuannya jelas yaitu agar kita semua warga Kabupaten Pati meningkatkan kewaspadaan,” ujar Bupati Sudewo.
Ia menyebut tokoh Raden Haryo Suman dan Sengkuni sebagai lambang penghasut dan pemecah belah, yang kerap muncul dalam kehidupan nyata, termasuk di lingkungan pemerintahan dan masyarakat.
“Sekarang ini pun masih ada Sengkuni, masih ada Raden Haryo Suman, masih ada provokator, dalang-dalang kerusuhan yang tidak ingin melihat Kabupaten Pati maju. Maka kita semua harus waspada terhadap fitnah dan adu domba,” tegasnya.
Baca juga: Semua Fraksi Setuju Rancangan KUA-PPAS, Bupati Pati: OPD Siap Lakukan Pembahasan
Baca juga: 10 Ton Gabah Per Hektar! Rahasia Sukses Panen Raya di Desa Blaru, Pati
Sudewo menegaskan komitmennya untuk menjadi pemimpin yang amanah dan bersih. Ia mengibaratkan dirinya seperti tokoh Bolo Dewo, satria yang menjunjung kejujuran dan kepentingan rakyat.
“Watakku Satrio, lakuku Utomo. Saya ingin menjadi Bupati yang membangun untuk rakyat Kabupaten Pati, bukan untuk kepentingan pribadi,” tegasnya.
Disela-sela sambutannya Bupati juga menyinggung adanya polemik kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Sudewo menjelaskan bahwa kebijakan tersebut semata-mata untuk mendukung pembangunan daerah. Ia menyebut PBB tidak pernah disesuaikan sejak 2011.
Baca juga: Sebanyak 137 SDN di Pati Tahun Ajaran 2025-2026 Akan Digabungkan
Dari kebijakan tersebut, Pemerintah Kabupaten Pati bisa menghimpun dana sekitar Rp.36 miliar. Namun beban pengeluaran untuk membayar gaji pegawai honorer juga besar, yakni mencapai Rp110 miliar per tahun.
“Uang itu bukan untuk saya pribadi, tapi untuk gaji pegawai honorer. Dan itu semua adalah uang rakyat, uang panjenengan. Jadi mohon dipahami, ini bagian dari tanggung jawab kami,” jelasnya.
Bupati Sudewo juga menegaskan bahwa selama masa kepemimpinannya, ia tidak pernah dan tidak akan memperjualbelikan jabatan.
“Insyaallah , tidak ada jual-beli jabatan. Saya ingin bersih dalam memimpin dan memastikan pemerintahan berjalan secara adil dan transparan,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Bupati mengajak seluruh elemen masyarakat Kabupaten Pati untuk tetap solid dan kompak dalam mendukung pembangunan daerah.
“Tujuan kita membangun adalah untuk kebaikan bersama. Tidak ada niat menekan rakyat. Semoga niat baik ini diridhai oleh Allah SWT,” pungkasnya. (red)
Komentar
Posting Komentar