(Foto: pemain Safin Pati U15 berebut bola dengan pemain Bintang FC Rembang dalam lanjutan Babak 16 Besar Piala Soeratin U-15 Jateng di stadion Gelora Soekarno Mojoagung Pati, Sabtu 2 Agu 2025)
Kabarpatigo.com - PATI - Pertandingan babak 16 besar Piala Soeratin U-15 Jawa Tengah antara Safin Pati vs Bintang FC Rembang diwarnai kontroversi besar usai instruksi tak sportif dari pelatih Bintang FC kepada anak asuhnya untuk tidak memberikan perlawanan.
Laga yang berlangsung di Stadion Gelora Soekarno Mojoagung, Pati, Sabtu (2/8/25), berakhir dengan skor 8-0 untuk kemenangan Safin Pati.
Kondisi mencengangkan terjadi setelah gol pertama Safin Pati pada menit ke-42. Di menit ke-63, pelatih Bintang FC menarik seluruh pemainnya keluar dari lapangan, memprotes keputusan wasit yang dinilai tidak memberikan pelanggaran atas insiden terhadap salah satu pemain mereka.
Baca juga: Ekstrakulikuler SMP Muhammadiyah 1 Pati Maksimalkan Tapak Suci
Baca juga: Tercatat 104 Penerima Manfaat Layanan Ambulance Lazismu Pati di Bulan Juli 2025
Meski akhirnya para pemain Bintang FC kembali ke lapangan pada menit ke-71, mereka berdiri pasif dan tidak melakukan perlawanan, membiarkan tim tuan rumah mencetak tambahan tujuh gol tanpa tantangan berarti.
Tindakan tersebut menuai kritik dari dua pelatih senior, Hanafing Ibrahim dan Jefridin Anwar, yang keduanya memiliki latar belakang kuat di dunia pembinaan sepak bola usia dini.
“Saya menyayangkan tindakan pelatih Bintang FC. Itu bukan cara mendidik pemain muda. Tarik pemain sebentar sebagai bentuk shock therapy bisa dimaklumi, tapi setelah itu seharusnya kembali bermain dengan semangat dan menjunjung fair play,” ujar Hanafing, pelatih berlisensi AFC Pro sekaligus Direktur Teknik Safin Pati Sports School.
Baca juga: Car Free Day Pati, Sudewo: UMKM Bangkit, Warga Bahagia dan Sejahtera
Baca juga: Festival KORMI Meriahkan Hari Jadi ke-702 Kabupaten Pati
Jefridin Anwar, pelatih U-16 Safin Pati sekaligus bagian dari Talent Development Scheme PSSI, menyebut instruksi tersebut sebagai contoh buruk dalam pembinaan karakter pemain muda.
“Usia seperti ini adalah fase penting untuk menanamkan nilai sportivitas. Memberikan contoh bermain tanpa perlawanan jelas bukan bagian dari pendidikan karakter dalam sepak bola,” tegasnya.
Laga juga meninggalkan catatan kelam dengan cederanya pemain Safin Pati, Yuga Mustaqim, yang mengalami robek ligamen ACL setelah bertabrakan dengan kiper Bintang FC. Cedera itu terjadi saat Yuga mencoba menjangkau bola di depan gawang.
Para pengamat berharap kejadian ini menjadi refleksi penting bagi semua pelatih, khususnya di level pembinaan, untuk menjunjung nilai fair play, etos kerja, dan pengembangan karakter positif dalam olahraga.
Pertandingan usia muda semestinya menjadi panggung pembelajaran, bukan ajang memperlihatkan kekecewaan secara tidak mendidik. (red)
Komentar
Posting Komentar