Kabarpatigo.com - PATI - Di tengah pesatnya digitalisasi, ancaman kejahatan siber menjadi momok nyata bagi pelaku usaha, terutama UMKM.
Menanggapi tantangan kritis ini, Majelis Ekonomi Bisnis dan Pariwisata (MEBP) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pati sukses menyelenggarakan Pelatihan Keamanan Digital (Cyber Security) yang berlangsung hangat dan penuh antusias pada di Masjid Moch. Dahlan Pati, Sabtu (6/12/25) yang berlangsung efektif dari pukul 09.00 hingga 11.00 WIB
Acara ini secara ketat membatasi jumlah peserta menjadi 50 owner UMKM terpilih dari berbagai sektor usaha di Kabupaten Pati, memastikan sesi dapat berjalan interaktif dan fokus.
Kegiatan dibuka oleh Dede Hermawan, Ketua Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) Pati yang sekaligus bertindak sebagai MC.
Dede Hermawan dalam sambutannya menegaskan bahwa keamanan digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan dasar bagi setiap pengusaha.
“Saat ini, menjalankan bisnis tanpa benteng siber sama saja membuka pintu lebar-lebar bagi penjahat. Saya tidak main-main, ada kasus di Indonesia yang kerugiannya mencapai angka fantastis, tujuh triliun rupiah akibat penipuan digital. Angka ini harus menjadi wake-up call bagi kita semua. Sekecil apapun usaha kita, data dan aset kita adalah target,” tegas Dede Hermawan, menekankan urgensi pelatihan.
Sebelum memasuki sesi inti, pelatihan ini diwarnai dengan momen formal yang menunjukkan komitmen jangka panjang. Dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara SUMU dan Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU).
Kerja sama ini bertujuan untuk tindak lanjut pendampingan dan pengembangan UMKM di sektor teknologi, manajemen, dan keamanan siber, menjembatani dunia akademik dengan praktisi bisnis.
Baca juga: Polisi Pati Gerak Cepat Lakukan Penanganan Pohon Besar Tumbang di Jalan Lingkar Selatan
Pelatihan ini sendiri terselenggara berkat dukungan kolaboratif dari empat pihak utama: Majelis Ekonomi Bisnis dan Pariwisata PP Muhammadiyah, Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU), Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU), serta Takmir Masjid Moch. Dahlan Pati yang menyediakan fasilitas representatif.
Sesi paling menyentuh adalah ketika dua peserta berani berbagi pengalaman pahit mereka sebagai korban penipuan siber.
Pengalaman ini menjadi studi kasus yang sangat berharga bagi 48 peserta lainnya.
Pertama, Kasus Mbak Mawa alur mendesak, mengancam Mawa, pengusaha kerupuk mbak dari Tlogowungu, menceritakan bagaimana ia tertipu hingga kehilangan uang lebih dari Rp5 juta.
"Penipu itu sangat lihai. Mereka menggunakan alur mendesak dan mengancam untuk segera mengirim pulsa dalam jumlah besar. Kita dibuat panik dan akhirnya menuruti kemauan mereka," cerita Mawa dengan nada penyesalan.
Kedua, Kasus Agus Sakurianto peserta dari Margoyoso tertipu Order 10 Ton Fiktif, Agus Sakurianto menceritakan kronologi penipuan yang berkedok bisnis besar.
Ia mendapatkan orderan produk hingga 10 ton. Karena tergiur keuntungan besar, Agus lalai saat mengirim barang sejumlah 10 ton, sebagai biaya administrasi kerugiannya mencapai Rp10 juta.
"Ini pelajaran berharga, bahwa transaksi yang terlalu menggiurkan dan terburu-buru, apalagi melibatkan biaya tak terduga di awal, patut dicurigai," kata Agus.
Baca juga: Hasil Drawing Piala Dunia 2026, Hadirkan Kejutan Besar!
Sementara itu, Syahrial Aman seorang ahli di bidang teknologi informasi, Syahrial memaparkan strategi pertahanan siber yang wajib dimiliki UMKM, mulai dari password hygiene hingga identifikasi phishing dan social engineering. Poin krusial yang ditekankan Syahrial adalah tindakan pasca-penipuan.
“Jika sudah tertipu, jangan tenggelam dalam penyesalan. Segera ambil tindakan. Kunci pertolongan pertama adalah melaporkan rekening penipu ke basis data nasional,” jelasnya.
Syahrial memandu peserta cara menggunakan platform cekrekening.id, sebuah website resmi yang dikelola pemerintah untuk mengumpulkan data rekening penipu.
"Melaporkan di cekrekening.id tidak hanya membantu proses hukum jika Anda melapor ke polisi, tapi juga berfungsi sebagai peringatan dini bagi ribuan masyarakat lain yang mungkin akan ditipu oleh nomor rekening yang sama," tutup Syahrial Aman.
Sebelum ditutup pelatihan, trainer memberikan hadiah tas anyaman produk "Syam's Indonesian Handicraft" kepada peserta.
Pelatihan ini ditutup dengan tekad baru dari para peserta, yang kini dibekali pengetahuan dan alat untuk melindungi aset digital mereka.
PDM Pati melalui MEBP berhasil menanamkan kesadaran kritis bahwa di era digital, kewaspadaan adalah modal utama. (kabarpatimu)

Komentar
Posting Komentar